Pembangunan Tol Semarang-Demak Seksi II Capai Progress 80%, Ditargetkan Selesai Tahun ini

News

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan perkembangan pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak tepatnya pada Seksi 2 (Sayung-Demak) saat ini telah mencapai progress 80,63 persen dan ditargetkan selesai konstruksi pada akhir tahun 2022 mendatang.

“Saat ini pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak khusus Seksi 2 progresnya capai 80,63 persen dan ditargetkan selesai konstruksi pada akhir tahun 2022 mendatang,” kata Kepala BPJT Danang Parikesit seperti dikutip melalui laman instagram resmi @pupr_bpjt, Senin 16 Mei 2022.

Sementara untuk proses pembebasan lahan hingga saat ini telah mencapai sekitar 95 persen yang artinya kondisi ini cukup bagus untuk segera merampungkan proses pengerjaan.

Diketahui, Proses pengerjaan konstruksi Jalan Tol Semarang-Demak ini dimulai dari Seksi II Ruas Sayung-Demak dengan progres pembebasan lahan yang relatif lebih cepat. Sedangkan pembebasan lahan untuk Seksi I Ruas Semarang-Sayung kabarnya baru akan dimulai pada Agustus 2022 nanti.

Kehadiran Jalan Tol Semarang-Demak ini diharapkan dapat melengkapi konektivitas jaringan jalan tol dan arteri utama sisi utara Jawa. Terlebih lagi dengan adanya fasilitas yang teintegrasi dengan Tanggul Laut Kota Semarang, maka keberadaan jalan tol ini juga akan mendukung pertumbuhan Pusat Ekonomi baru di Provinsi Jawa Tengah.

Bahkan, Jalan tol ini juga berfungsi sebagai penahan banjir rob serta mengatasi banjir yang selama ini menjadi permasalahan di Kota Semarang.

Pembangunan jalan tol sepanjang 27 Km ini terbagi menjadi dua seksi yakni Seksi 1 Ruas Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,69 km merupakan porsi pemerintah dengan target selesai konstruksi pada 2024. Kemudian, Seksi 2 Ruas Sayung-Demak sepanjang 16,31 km merupakan porsi badan usaha jalan tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak.

Selain itu, Jalan Tol Semarang-Demak ini juga memiliki dua simpang susun (SS), yakni Sayung dan Demak.

Konstruksi Jalan Tol Semarang – Demak juga menggunakan produk dalam negeri berupa beton precast yang diproduksi oleh PT WIKA Beton.

Pembangunan jalan tol yang terintegrasi tanggul laut ini memiliki struktur timbunan di atas laut yang diperkuat dengan matras bambu setebal 17 lapis.

Selain sistem mastras bambu, penguatan kondisi tanah dilakukan juga dengan cara pemasangan material pengalir vertikal prafabrikasi atau PVD serta melaksanakan pembebanan menggunakan material pasir laut yang diambil menggunakan alat trailing suction hopping dredger (TSHD).

Dalam upaya meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dari pembangunan tol, Kementerian PUPR bekerja sama pemerintah daerah menyiapkan program untuk merelokasi lahan mangrove yang terkena dampak pembangunan Tol Semarang-Demak Seksi 1 (Semarang-Sayung). Terdapat tiga lokasi mangrove yang direlokasi dengan total luas 46 hektar.

Upaya pelestarian kawasan mangrove tersebut bertujuan untuk mempertahankan fungsinya sebagai habitat flora dan fauna di pesisir Pantai Utara Jawa serta melindungi daerah garis pantai, termasuk mengurangi risiko abrasi.

Selain sebagai paru-paru segar di wilayah sekitar, sistem akar pohon bakau yang kokoh juga semakin membantu membentuk penghalang alami terhadap gelombang badai dan banjir. Sedimen sungai dan darat terperangkap oleh akar, yang melindungi daerah garis pantai dan memperlambat erosi.

Back to top button