Resmi Beroperasi Tanpa Tarif, Ini Inovasi Teknologi Canggih Dibalik Konstruksi Tol Indralaya – Prabumulih

Jalan Tol Simpang Indralaya - Prabumulih sepanjang 63,5 km beroperasi tanpa tarif pada hari ini (30/8/2023). Ini teknologi canggih dibalik konstruksinya

NewsTechno & Science

Setelah lama menanti, Jalan Tol Simpang Indralaya – Prabumulih sepanjang 63,5 km akhirnya telah resmi beroperasi tanpa tarif pada hari ini tepatnya Rabu (30/8/2023) mulai pukul 08:00 WIB.

Mengutip Informasi dari HK Tol Indonesia melalui Instagram Storynya di @hktolindonesia, Open traffic perdana Tol Indralaya – Prabumulih dilakukan oleh Branch Manager Tol Indralaya – Prabumulih Syamsul Rijal bersama Kadis PU Provinsi Sumsel Bapak Effendy.

Branch Manager Ruas Tol Palembang-Indralaya-Prabumulih PT Hutama Karya (Persero), Syamsul Rijal mengungkapkan bahwa pengoperasian tanpa tarif alias gratis ini menandakan bahwa pengoperasian jalan tol ini masih bersifat uji coba dengan lama waktu yang tidak bisa ditentukan.

Usai dibuka untuk umum, puluhan kendaraan terlihat mulai melintasi ruas jalan tol Indralaya Prabumulih. Meski pengoperasian jalan tol tersebut belum dikenakan tarif, pengendara yang hendak melintas tetap harus melakukan tapping kartu uang elektronik.

Oleh karena itu, pengoperasian ruas jalan tol ini diawali dengan sosialisasi beroperasi tanpa tarif atau belum berbayar serta penggunaan kartu uang elektronik.

Sebagai informasi, Jalan Tol Indralaya – Prabumulih memiliki 2 simpang susun, 8 overpass, 18 jembatan, 10 box underpass, 2 box overpass, 22 box pedestrian, 1 gerbang tol, dan 1 pasang rest area tipe A.

Ruas Tol Jalan Tol Indralaya – Prabumulih merupakan lanjutan dari tol pertama yang ada di Sumatera Selatan, yakni ruas Palembang – Indralaya (Palindra) sepanjang 22,3 kilometer (km) yang sudah beroperasi sejak tahun 2018 lalu.

Dirancang dengan kecepatan rencana 100 km/jam, kehadiran jalan tol ini diperkirakan dapat memangkas waktu tempuh menjadi berkisar 45 menit sampai 1 jam perjalanan dari Palembang menuju Prabumulih atau sebaliknya.

Sama seperti halnya Tol Palindra, Tol Indraprabu juga menggunakan sistem transaksi tertutup yang dimana pengendara akan melakukan pembayaran saat berada di gardu gerbang tol tempat ingin keluar.

Jalan Tol Indra – Prabu diklaim telah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol karena dilengkapi berbagai fasilitas. Salah satunya dengan tersedianya area peristirahatan (rest area) di KM 65 Jalur A & B yang dibangun di atas lahan seluas 12 hektar.

Kemudian terdapat juga dua simpang susun di Indralaya dan Prabumulih, serta penerangan jalan umum (PJU), fasilitas pujasera, plaza, toilet, SPBU, dan masjid dua lantai.

Mulai dibangun sejak pertengahan 2019, Konstruksi Jalan Tol Indralaya – Prabumulih dikerjakan oleh anak usaha Hutama Karya yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (IIKI) yang dipercaya sebagai kontraktor.

Dalam proses pembangunannya, pengerjaan pada morfologi tanah yang bervariasi pada proyek ini menjadi tantangan yang membutuhkan penanganan khusus yakni seperti penggunaan inovasi teknologi geofoam pada oprit jembatan.

Melansir dari laman resmi Hutama Karya, Geofoam merupakan material balok dengan bobot ringan yang bertujuan untuk menanggulangi lapisan tanah yang labil.

Ilustrasi teknologi Geofoam. (Dok University of Utah)

Inovasi penggunaan Geofoam sebagai pengganti tanah timbunan pada oprit jembatan bertujuan untuk memperlambat amblesan atau penurunan tanah selama masa layanan jalan tol.

Pasalnya, penggunaan Geofoam sebagai pengganti timbunan di belakang oprit dinilai dapat meminimalisir penurunan jalan yang biasanya terjadi pada titik semu antara timbunan dengan struktur.

Selain geofoam, penanganan dalam pengerjaan morfologi tanah yang bervariasi ini juga menggunakan Treatment Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading untuk mempersingkat pengurasan air dalam tanah sehingga konstruksi dapat segera dimulai.

Prefabricated Vertical Drain (PVD) adalah teknologi drainase vertikal berbentuk lembaran plastik yang berfungsi untuk mempercepat pengurasan air dalam tanah.

Sedangkan, Treatment Preloading merupakan salah satu jenis penanganan tanah lunak yang dilakukan dengan cara memberikan beban di atas tanah sebelum pembangunan struktur yang berfungsi untuk menurunkan kadar air dalam tanah.

Selain menerapkan sejumlah inovasi,  HKI juga telah menerapkan digitalisasi konstruksi secara komprehensif dari sisi teknologi seperti BIM (Building Information Modeling), dan Enterprise Resources Planning (ERP) berbasis SAP.

Guna menunjang material konstruksi pada jalan tol ini, anak usaha Hutama Karya, PT Hakaaston (HKA) yang bergerak di bidang usaha aspal beton (hot mix) ini juga memberikan dukungan material berupa Hotmix (aspal), Precast, Ready Mix (beton), dan material Guard Rail.

Adapun material tersebut diproduksi secara inhouse dengan menggunakan beton dari PT Semen Indogreen Sentosa (PT SIS) dan PT Bhirawa Steel yang juga merupakan bagian dari Hutama Karya Group.

Seluruh material yang digunakan dalam pekerjaan ini telah disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan guna menjaga mutu dan kualitas agar hasil akhir Jalan Tol Indralaya – Prabumulih dapat tahan lama, serta aman untuk digunakan.

Back to top button