Hutama Karya Terapkan Teknologi Sosrobahu pada Proyek Tol Semarang – Demak Paket 1A

HeadlineNewsTechno & Science

PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) masih terus menyelesaikan konstruksi Jalan Tol Semarang – Demak sepanjang 26,95 km yang ditargetkan tersambung sepenuhnya pada April 2027 mendatang.

Konstruksi ruas tol tersebut saat ini tengah difokuskan pada pengerjaan Seksi 1 Ruas Kaligawe – Sayung sepanjang 10,64 km dengan progres fisik mencapai 42,81 persen hingga awal Juni 2025.

Untuk Seksi 1 yang pengerjaannya menjadi porsi pemerintah ini terbagi menjadi 3 paket pekerjaan dengan progres konstruksi sebagai berikut :

  • Paket 1A yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa Hutama Karya (HK) dan Beijing Urban Construction Group (BUCG) telah mencapai progres fisik 63,75 persen.
  • Paket 1B yang dikerjakan oleh Pembangunan Perumahan (PP), Wijaya Karya (WIKA) dan China Road and Bridge Corporation (CRBC) telah mencapai progres 41,55 persen.
  • Paket 1C yang dikerjakan oleh Adhi Karya dan Sinohydro telah mencapai progres 26,79 persen.

Setelah rampung, ruas tol tersebut nantinya akan melengkapi Seksi 2 Sayung – Demak sepanjang 16,31 km yang telah lebih dulu beroperasi sejak 25 Februari 2023.

Untuk memuluskan jalannya proses pembangunan, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) menerapkan inovasi landas putar “Sosrobahu” pada pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak tepatnya di pekerjaan Paket 1A.

Penerapan metode ini bertujuan untuk meminimalisir gangguan lalu lintas di jalan arteri yang memiliki volume kendaraan sangat tinggi sehingga progres konstruksi jalan tol tetap bisa berjalan dengan lancar.

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa penggunaan metode Sosrobahu merupakan strategi efektif untuk mengatasi tantangan pembangunan di kawasan padat.

Tanpa teknologi Sosrobahu, proses konstruksi konvensional berpotensi menyebabkan kemacetan, mengganggu akses menuju aktivitas bisnis, dan menimbulkan keluhan masyarakat.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman Hutama Karya, Hutama Karya menerapkan Teknologi Sosrobahu ini pada empat tiang penyangga di jalur tol Semarang – Demak Paket 1A  (P10, P11, P13, dan P14) di area elevated, yang berada di antara dua jalur jalan arteri aktif dan berdekatan dengan akses menuju aktivitas bisnis.

Teknologi konstruksi ini bekerja dengan cara memutar bagian jalan layang (biasanya balok melintang/pierhead) menggunakan sistem hidrolik agar tidak mengganggu lalu lintas di bawahnya.

Adapun pelaksanaan pemutaran ini berlangsung kurang lebih 2 bulan atas koordinasi dengan dinas perhubungan setempat.

Pemutaran pertama dari Pier P11 pada tanggal 18 Mei 2025. Kemudian pemutaran kedua P10 pada tanggal 3 Juni 2025, lalu pemutaran ketiga P14 dan terakhir pemutaran keempat P13 pada pertengahan Juni 2025.

Untuk mendukung pelaksanaan agar berjalan lancar, Hutama Karya juga telah melakukan sosialisasi melalui media sosial, saluran radio lokal, dan memasang rambu manajemen lalu lintas terkait persiapan pekerjaan Sosrobahu ini di sekitar area proyek.

Selain penerapan teknologi Sosrobahu, Hutama Karya juga telah melakukan koordinasi intensif dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan, dan stakeholder lainnya untuk mitigasi dampak konstruksi demi keamanan dan keselamatan pengguna jalan.

Adapun upaya yang dilakukan untuk memastikan keselamatan pengguna jalan yaitu dengan memasang rambu-rambu, penerangan yang cukup pada malam hari, dan penugasan petugas flagman khusus untuk mengatur lalu lintas.

Hal ini sejalan dengan komitmen Hutama Karya yang selalu mengedepankan keselamatan dan kenyamanan masyarakat dalam setiap proyek yang dikerjakan.

Setelah rampung, keberadaan jalan tol ini nantinya diharapkan tak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga memberikan perlindungan dari dampak banjir rob yang biasa terjadi di wilayah pesisir Semarang dan Demak serta mengurai kemacetan di jalan nasional, Pantura, dan meningkatkan produktivitas ekonomi di kedua wilayah di Jawa Tengah tersebut.

Back to top button