Peluang Proyek Konstruksi : 2023 Banyak Industri Bangun Pabrik Baru, Indonesia Jauh dari Resesi?

News

Pandemi Covid-19 memberi efek besar pada kemerosotan ekonomi di berbagai negara. Kini, dunia malah dihadapkan dengan ancaman resesi ekonomi global, termasuk Indonesia. Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Indonesia memiliki risiko resesi ekonomi mencapai angka 3%. Sedangkan negara lain ada yang risikonya berpotensi mencapai angka lebih dari 70%. Walaupun angka milik Indonesia terlihat jauh lebih kecil, bukan berarti kita harus bersantai dan tidak waspada.

Resesi tampak tetap menjadi sebuah ancaman untuk negeri, 2023 ternyata Indonesia punya banyak proyek konstruksi. Dari adanya Proyek-Proyek Strategis Nasional sampai sejumlah industri yang terlihat akan banyak membangun atau mengembangkan pabrik baru, adapun kita punya proyek besar dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang pekerjaannya dikatakan akan lebih masif di 2023. Selain itu, disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai masih cukup positif hingga saat ini. Ini mungkin bisa memberi harapan besar untuk negara terjauhkan dari resesi.

Sementara itu, di 2023 dan beberapa tahun ke depan, sejumlah industri nampaknya akan banyak membangun atau mengembangkan pabrik baru. Berikut beberapa proyek pembangunan pabrik baru yang akan aktif di 2023 sampai beberapa tahun ke depan yang tersebar di berbagai provinsi.

Di Sumatera Utara, untuk mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional, akan ada pembangunan pabrik minyak sawit merah di areal Kebun Sawit Langkat di Kabupaten Langkat dan Kebun Pulu Raja di Kabupaten Asahan.

Di Provinsi Jawa Barat, ada pembangunan pabrik mould (cetakan) komponen alat kesehatan untuk produksi komponen-komponen alat kesehatan berbasis plastik di Cikarang, Bekasi. Direncanakan mulai dibangun pada awal tahun 2023 dan ditargetkan selesai pada awal tahun 2024.

Lalu di Karawang, ada perusahaan besar, Hyundai Motor Group serta LG Energy Solution yang dikatakan sedang membangun pabrik baterai kendaraan listrik di mana produksi baterainya akan dipasarkan di Indonesia dan diekspor ke sejumlah negara.

Di Provinsi Banten, ada BUMD DKI Jakarta PT Food Station Tjipinang Jaya yang akan membangun pabrik minyak goreng untuk mempermudah proses distribusi bahan baku. Pembangunannya juga dikatakan terkait dengan kelangkaan minyak goreng di pasaran beberapa waktu lalu yang membuat harga minyak goreng melambung tinggi. Pabrik ini akan dibangun di dekat Pelabuhan Cilegon, Banten. Saat ini masih dilakukan pengkajian pembangunan yang hasilnya direncanakan akan terbit di Maret 2023.

Kemudian di Provinsi Jawa Tengah, Batang, ada pembangunan pabrik baru oleh PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. Proses pembangunannya ditargetkan akan selama 18-24 bulan ke depan.

Di Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bojonegoro, ada perencanaan pembangunan pabrik metanol yang diinvestasikan oleh Investor Amerika Serikat. Proyek ini juga sebagai salah satu bentuk dari program hilirisasi gas. Juga di Malang, akan ada pembangunan pabrik amunisi oleh PT Pindad yang direcanakan segera rampung pada pertengahan tahun 2023.

Terakhir, di Provinsi Nusa Tenggara Barat, ada pembangunan pabrik pengolahan sampah plastik menjadi bata atau batako berkualitas yang diinvestasikan oleh investor asal Finlandia. Dibangun di kawasan Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB di Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat.

Dengan ini, sejumlah proyek konstruksi tersebut dan banyak proyek lainnya yang terlihat kian aktif di 2023, akankah membuat Indonesia jauh dari ancaman resesi? Selain menjadi pembuka harapan untuk negara terjauhi dari resesi, dengan adanya proyek-proyek ini serta banyak proyek lainnya, akan juga membuka pintu lapangan kerja yang lebih luas untuk masyarakat ke depannya baik bagi pekerja konstruksi maupun pekerja pada pabrik-pabrik baru tersebut. Sehingga ini diharapkan pelan-pelan bisa memberi Multiplier Effect yang luas bagi Indonesia.

Semoga semua proyek konstruksi pada pembangunan-pembangunan baru nasional di 2023 dapat berjalan dengan lancar dan semakin aktif, agar industri konstruksi dapat terus menjadi penggerak untuk perekonomian Indonesia.

Back to top button