Hutama Karya : Proyek MRT Rute Mangga Besar – Glodok – Kota Senilai Rp3,8 triliun Sudah Capai Progres 42,97%

HeadlineNews

PT Hutama Karya (Persero) saat ini masih terus mempercepat penyelesaian proyek kereta Mass Rapid Transit (MRT) Fase 2A CP 203 rute Mangga Besar-Glodok-Kota sepanjang 1,44 km.

Tercatat hingga awal tahun ini, Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Tjahjo Purnomo melaporkan progres keseluruhan Proyek MRT Mangga Besar-Glodok-Kota dengan nilai investasi sebesar Rp3,8 triliun tersebut sudah mencapai 42,97%.

Menurut Tjahjo, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini berjalan dengan progres signifikan dari rencana awal.

Dalam penggarapannya, Hutama Karya bekerja sama dengan Mitsui Construction Company Jakarta (SMCC) melalui kerja sama operasi (KSO SMCC – HK).

Pengerjaan proyek tersebut mencakup pembangunan stasiun bawah tanah di jalur Glodok dan Kota dengan luas 52,196 m2 serta tunnel (terowongan) sepanjang 684 m x 2 yang dimana telah dimulai sejak bulan September 2021 lalu dan ditargetkan rampung pada April 2027.

Adapun pekerjaan yang dilakukan dalam proyek ini di antaranya yaitu menggarap desain maupun bangunan D-Wall (dinding penahan tanah), penggalian, struktur, MEP (Mechanical, Electrical and Plumbing), arsitektur, reinstatement serta bored tunnel sepanjang 1,368 km.

Pada stasiun Glodok, sejauh ini pekerjaan yang telah diselesaikan adalah pembangunan D-Wall, penggalian serta struktur dengan menyisakan pengerjaan MEP dan arsitektur yang saat ini masih dalam proses penyelesaian.

Sedangkan pada Stasiun Kota, pekerjaan yang telah diselesaikan adalah pembangunan D-Wall dengan menyisakan pekerjaan penggalian, struktur, MEP maupun arsitektur yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian.

Di tengah berjalannya progres pembangunan, Tjahjo juga mengungkapkan bahwa KSO SMCC-HK menghadapi sejumlah tantangan yang cukup signifikan.

Tantangan tersebut di antaranya yaitu ditemukannya ODCG (Objek Diduga Cagar Budaya) pada saat proses konstruksi. Kemudian lokasi proyek yang sempit dan berdekatan dengan bangunan cagar budaya maupun milik perorangan sehingga perlu penanganan khusus.

Guna menghadapi tantangan tersebut, Tjahjo menyebut pihaknya di lapangan telah menyiapkan strategi penanganan dengan berkoordinasi kepada para ahli di bidang arkeologi untuk menangani benda cagar budaya serta menjalin kerja sama dengan tim ahli bangunan gedung (TABG) agar proses pengerjaan proyek tidak berdampak pada bangunan lain di sekitarnya.

Selain menyiapkan sejumlah strategi penanganan, Hutama Karya juga menerapkan sejumlah teknologi dan inovasi dalam upaya percepatan proses pembangunan.

Beberapa teknologi dan inovasi tersebut seperti penggunaan alat-alat berteknologi Jepang khususnya mesin pengebor terowongan atau Tunnel Boring Machine (TBM).

Kemudian melakukan pengadaan sumber daya khusus untuk mengerjakan proyek terowongan, mempercepat proses fabrikasi serta mengubah sequence (tahapan konstruksi).

Tjahjo menjelaskan bahwa proyek ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk memberikan alternatif transportasi yang efisien, mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat serta memajukan potensi wisata budaya karena berada di kawasan Jakarta Kota

Tjahjo memastikan pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek strategis khususnya dalam meningkatkan infrastruktur transportasi perkotaan ini secara tepat waktu dan tepat mutu.

Back to top button