Mulai Dibangun, Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi Diklaim Jadi Tol Pertama Yang Punya Jalur Sepeda
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT. Tol Jagat Kerthi Bali telah memulai pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi sepanjang 96,84 km di Provinsi Bali. Dimulainya pembangunan ini ditandai secara simbolis melalui prosesi peletakan batu pertama (groundbreaking) yang dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Bali I Wayan Koster pada Sabtu, 10 September 2022 lalu.
Pembangunan jalan tol khususnya di Bali ini harus memperhatikan beberapa hal. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya yang pertama adalah kualitas proyek. Artinya sebagai infrastruktur pendukung destinasi wisata dunia, Bali harus menunjukkan kemampuannya membangun jalan tol dengan kualitas terbaik.
Kemudian yang kedua yang juga perlu diperhatikan adalah estetika. Dengan begitu , pembangunan jalan tol ini tidak hanya memperhatikan struktur – struktur jalan. Tetapi juga memperhatikan kualitas dan estetikanya tanpa mengurangi kecepatan kerja.
Tak hanya itu, proses pembangunan jalan tol ini juga tetap memperhatikan kearifan lokal Bali dengan menghindari tempat-tempat suci serta membangun jalur khusus roda dua untuk sepeda dan sepeda motor.
Menteri Basuki mengaku senang mengingat akan adanya jalur pengendara sepeda motor dan sepeda yang dimana hal ini merupakan salah satu perhatian PUPR pada social heritage di Bali. Sehingga dengan adanya jalur ini, pengguna tol terutama wisatawan dapat menempuh perjalanan sambil menikmati keindahan alam Bali, mulai dari Jembrana, Tabanan hingga Badung.
Selain itu, terdapat juga pemberdayaan 4 desa di Bali sebagai rest area terpadu yang masing-masing memiliki konsep berbeda, yaitu Jembrana yang mengangkat kearifan lokal, Pekutatan yang menunjang area taman bermain internasional. Kemudian Soka dengan konsep pedesaan sebagai tempat beristirahat, serta Tabanan sebagai pusat logistik untuk distribusi dalam kota.
Menurut Gubernur Bali I Wayan Koster, masyarakat Bali telah lama menantikan pembangunan jalan tol ini untuk meningkatkan konektivitas antar Kabupaten di Bali serta memperpendek jarak tempuh menuju kawasan Denpasar.
Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan kemacetan ruas arteri nasional serta mempersingkat waktu perjalanan menuju Denpasar yang mulanya menelan waktu tempuh sekitar 5-7 jam menjadi sekitar 1,5-2 jam. Dengan demikian, Wayan Koster menjelaskan bahwa keberadaan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan berdampak bagi masyarakat Bali.
Basuki berharap pembangunan jalan tol yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp 24,6 triliun ini dapat rampung secara keseluruhan pada akhir tahun 2025 mendatang, lebih cepat dari jadwal yang direncanakan dengan target rampung pada tahun 2028.
Sebagai Informasi, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terbagi menjadi 3 Seksi, terdiri dari Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 53,6 kilometer, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 24,3 kilometer, dan Seksi 3 Soka-Mengwi sepanjang 18,9 kilometer.
Adapun dampak positif yang dimiliki dari jalan tol ini yaitu meningkatkan investasi pembangunan, meningkatkan lapangan kerja, menghemat waktu tempuh jalur logistik serta dapat menjadi destinasi wisata baru.
Selain itu, jalan tol ini juga dapat memicu pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah di provinsi Bali.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan bahwa Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini nantinya akan dilengkapi dengan sistem Multi Lane Free Flow (MLFF). Sehingga, transaksi yang dilakukan pada jalur tol ini tidak lagi melalui gerbang tol tetapi melalui teknologi Global Navigation Satelite System (GNSS) yang terintegrasi dengan aplikasi smartphone dan terbaca melalui satelit.
Dalam penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan Proyek Jalan Tol dan Perjanjian Regres Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi awal Maret 2022 lalu, Basuki mengungkapkan bahwa tol yang membentang sepanjang jalur pantai ini tidak hanya dapat dilalui kendaraan roda empat. Namun juga disediakan jalur khusus untuk dapat dilalui sepeda motor dan sepeda.
Danang menyebut bahwa jalan tol ini akan menjadi jalan tol pertama yang ada jalur sepedanya di Indonesia. Mengingat jalan tol ini merupakan daerah wisata sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat wisata.
Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat mendongkrak sektor pariwisata Bali. Oleh karenanya, Kementerian PUPR memastikan pembangunan jalan tol tidak akan merusak lingkungan.