Progress Konstruksi Bendungan Leuwikeris Capai 87,24 Persen Ditargetkan Rampung 2023
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih terus melakukan percepatan pembangunan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis yang saat ini progressnya dilaporkan telah mencapai 87,24 persen secara keseluruhan (Paket I – Paket V) dengan target rampung pada 2023 mendatang guna mendukung ketersediaan air dan ketahanan pangan nasional, khususnya di Provinsi Jawa Barat.
Bendungan Leuwikeris tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 109 Tahun 2020 sebagai salah satu Program Strategis Nasional Bidang Sumber Daya Air.
Bendungan ini mampu menampung air sebesar 45,35 juta m3 yang dapat dimanfaatkan untuk menyuplai irigasi seluas 11,216 hektare di Kabupaten Ciamis dan Cilacap.
Adanya suplai irigasi dari bendungan tersebut diharapkan dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.
Bendungan yang dirancang dengan kapasitas tampung sebesar 81,44 juta m3 ini memiliki luas daerah aliran sungai (DAS) mencapai 646 km2 dengan total biaya sekitar Rp2,8 triliun.
Adapun 5 manfaat atas dibangunnya Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis tersebut yakni diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Untuk menyuplai air irigasi Daerah Irigasi (DI) Lakbok Utara di Ciamis seluas 6.600 hektare dan DI Manganti di Cilacap seluas 4.616 hektare.
2. Menyediakan air baku sebesar 845 liter per detik bagi Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
3. Mereduksi banjir sebesar 11,7 persen dari 509,7 meter kubik per detik menjadi 450,02 meter kubik per detik.
4. Berpotensi menjadi sumber daya listrik untuk PLTA sebesar 20 megawatt (MW).
5. Menjadi destinasi pariwisata serta kawasan konservasi air tanah, dan perikanan.
Bendungan ini mampu menyediakan air baku sebesar 845 liter per detik untuk Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis serta mengurangi potensi banjir hingga 450,02 meter kubik/detik.
Selain sebagai irigasi dan penyediaan air baku, Bendungan Leuwikeris juga berpotensi menjadi sumber daya listrik untuk PLTA sebesar 20 megawatt (MW), destinasi pariwisata serta kawasan konservasi air tanah, dan perikanan.
Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku, dan pengendalian banjir.
Dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR, Pembangunan Bendungan Leuwikeris yang dimulai sejak 2016 ini dibagi dalam lima paket yakni Paket I dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan-PT Bahagia Bangun Nusa (KSO) untuk konstruksi tubuh bendungan utama (main dam) dan fasilitas umum senilai Rp867 miliar.
Paket II oleh PT Waskita Karya – PT Adhi Karya (KSO) untuk pembangunan pelimpah (spillway), hidromekanikal dan elektrikal, bangunan pengelak, jalan akses, saluran U-dith senilai Rp461,8 miliar.
Paket III dikerjakan oleh PT Hutama Karya untuk pekerjaan terowongan pengelak (tunnel divertion) dan pembangunan jalan akses senilai Rp385,2 miliar.
Paket IV yakni pekerjaan plugging terowongan pengelak, pembetonan spillway, dan pekerjaaan electrical serta hydromechanical, instrumentasi, jalan akses, beserta peralatan penunjang operasi dan pemelirahaan senilai Rp804,3 miliar oleh PT Waskita Karya – PT Hutama Karya- PT Basuki Rahmanta Putra (KSO).
Paket V dikerjakan oleh PT Waskita Karya – PT Adhi Karya (KSO) berupa terowongan pengelak, bangunan pengambilan, hidronekanikal, dan Jembatan Cikembang senilai Rp289,7 miliar. Sedangkan konsultan pengawasan oleh PT Virama Karya dan PT Catur Bina Guna Persada KSO sebesar Rp 49,8 miliar serta penyedia jasa supervisi lanjutan oleh PT Sarana Bhuana Jaya – PT Virama Karya – PT Rencana Ciptakan Mandiri (KSO) senilai Rp 6,9 miliar.