Sempat Tertunda, Pelindo Garap Kembali Proyek Terminal Kalibaru Atasi Kepadatan Tanjung Priok

News

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo kabarnya berencana akan mendorong kembali proyek Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang sebelumnya sempat mengalami penundaan akibat terjadinya pandemi Covid-19 sejak awal 2020.

Perihal rencana pelindo untuk kembali menggarap proyek terminal ini pun disambut baik oleh pelaku logistik pada ekosistem kepelabuhan. Salah satunya yakni organisasi pengusaha perusahaan pelayaran angkutan niaga yang dikenal dengan nama Indonesia National Shipowners’ Association (INSA).

Menurut Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, Proyek tersebut semestinya bisa rampung sebelum tahun 2020 mengingat kapasitas dan trafik Pelabuhan Tanjung Priok yang kala itu sudah mencapai di atas 70 persen pada tahun 2018-2019. Apalagi jika tidak adanya Covid – 19 di tahun 2020, Kepadatan Tanjung Priok sudah mendekati kapasitas yang memicu terjadinya kemacetan.

Oleh karena itu, Arif menyebut Pelabuhan Tanjung Priok perlu adanya penambahan kapasitas melalui terminal baru ini terutama untuk mengantisipasi kapal yang jadwalnya tidak menentu. Sehingga dapat mencegah penumpukan kapal saat jadwal kapal yang sebelumya mengalami penundaan masuk secara bersamaan.

Dengan demikian, Terminal Kalibaru ini ditujukan untuk bisa menambah kapasitas Pelabuhan Priok yang kini makin padat sejalan dengan meningkatknya kegiatan kepelabuhanan di sana.

Arif menyebut pihaknya menargetkan konstruksi proyek terminal tersebut sudah bisa dimulai pada akhir bulan ini, yang diawali dengan pembangunan Terminal Container 2 senilai Rp4 triliun, terminal produk 1, dan sebagian lahan reklamasi terminal kontainer 3.

Rencananya terminal Kalibaru ini akan difokuskan untuk peti kemas termasuk produk terimal minyak dan gas skala besar.

Arif meyakini bahwa terminal tersebut yang akan dibangun melalui koordinasi dengan Kementerian Perhubungan ini bisa disejajarkan dengan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat yang sebelumnya juga direncanakan untuk menjadi substitusi bagi pelabuhan Tanjung Priok.

Pasalnya, Arif menilai adanya Pelabuhan Patimban dan lengkapnya Tanjung Priok akan membentuk ekosistem pelabuhan menjadi lebih bagus. Sehingga pengguna jasa bisa memiliki lebih banyak pilihan.

Proyek Kalibaru yang dibangun ini akan mencakup pembangunan New Priok Container Terminal Two (CT2) dan New Priok Container Terminal Three (CT3) serta area untuk Product Terminal 1 (PT1) dan Product Terminal 2 (PT2).

Pembangunan Terminal Kalibaru tahap selanjutnya meliputi area reklamasi dan breakwater seluas total 178 hektar untuk CT2, CT3, PT1, PT2 serta area pendukung.

Untuk kemudahan akses operasional Terminal Kalibaru, Pelindo juga akan mengembangkan New Priok East Access (NPEA) sebagai akses masuk melalui pintu timur untuk menghubungkan Terminal Kalibaru, Tanjung Priok dengan Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) serta kawasan industri di timur Jakarta.

Dengan adanya Terminal Kalibaru disertai dengan beroperasinya Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) ini diharapkan dapat memicu produktivitas serta mendorong efektivitas dan efisiensi ke pelabuhan.

Namun, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengungkapkan bahwa dampak positif dari adanya Terminal Kalibaru dan beroperasinya Tol Cibitung–Cilincing ini juga sangat tergantung dengan prasarana pelabuhan lainnya.

Oleh karena itu, Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto menekankan pentingnya prasarana pelabuhan lainnya di samping terminal maupun tol baru tersebut agar hal ini setidaknya juga bisa turut mengurangi antrean truk yang berlalu lalang di pelabuhan.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman DPP INSA, Indonesian National Shipowners’ Association atau INSA adalah organisasi pengusaha perusahaan pelayaran angkutan niaga yang didirikan pada tanggal 9 Agustus 1967 dan diakui Pemerintah sebagai satu-satunya organisasi perusahaan pelayaran niaga berdasarkan Surat Keputusan Menteri Maritim No. DP.10/7/9 tanggal 6 September 1967.

Back to top button