Bendungan Jlantah Capai Progres Konstruksi 65%, Target Rampung Akhir Tahun 2023
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini masih terus mendorong pembangunan infrastruktur bendungan di berbagai wilayah di Indonesia guna memperkuat ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Salah satu bendungan yang saat ini tengah dibangun adalah Bendungan Jlantah di Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Direktur Bendungan dan Danau, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Adenan Rasyid menyampaikan bahwa pembangunan Bendungan Jlantah saat ini telah mencapai progres konstruksi sebesar 65% dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2023 mendatang.
Dalam pembangunannya, bendungan ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO sejak Juli 2019 lalu dengan nilai kontrak mencapai Rp965 miliar.
Bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 10,97 m3 yang bersumber dari aliran Sungai Jlantah dan Sungai Puru.
Adapun untuk konstruksi bendungan ini didesain dengan tinggi 70 m (dari dasar sungai), panjang puncak 404 m, lebar puncak 12 m, dan elevasi puncak bendungan +690 m.
Dengan kapasitas tampung yang dimiliki, bendungan ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk mengairi 1.494 ha area persawahan di kawasan Jatipuro dan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar.
Selain sebagai sumber irigasi, kehadiran bendungan ini rupanya juga memiliki manfaat lainnya yakni penyediaan air baku dengan kapasitas sebesar 150 liter/detik, mereduksi banjir sebesar 51,26%atau 70,33 m3/detik untuk Q50, berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt (MW), serta menjadi tempat konservasi dan pariwisata di Kabupaten Karanganyar
Sebagai informasi, Bendungan Jlantah merupakan salah satu dari 13 bendungan yang tengah dibangun dan ditargetkan rampung oleh Kementerian PUPR pada tahun ini atau 2023.
13 bendungan tersebut diantaranya yaitu Bendungan Cipanas, Bendungan Karian, Bendungan Sepaku Semoi, Bendungan Keureuto, Bendungan Rukoh, Bendungan Jlantah, Bendungan Tiu Suntuk, Bendungan Lausimeme, Bendungan Sidan, Bendungan Leuwikeris, Bendungan Temef, Bendungan Pamukkulu, dan Bendungan Ameroro.