Ditargetkan Rampung Tahun Ini, Bendungan Ciawi Siap Tanggulangi Banjir Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan konstruksi Bendungan Kering (dry dam) Ciawi selesai pada tahun ini guna meningkatkan kapasitas pengendalian banjir Jakarta.
Bendungan yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini merupakan bagian dari rencana induk sistem pengendalian banjir (flood control) dari hulu hingga hilir untuk mengurangi kerentanan bencana banjir di kawasan Metropolitan Jakarta.
Berbeda dengan infrastruktur sumber daya air (SDA) lainnya, Bendungan Ciawi hanya akan digenangi air pada musim hujan seperti halnya Bendungan Sukamahi lantaran bendungan tersebut bukan digunakan untuk keperluan irigasi atau air baku, melainkan untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir, khususnya di wilayah Jakarta.
“Bendungan Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia. Kedua bendungan ini bukan untuk keperluan irigasi atau air baku, namun untuk meningkatkan kapasitas pengendalian banjir,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resminya, Senin (28/3/2022).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan saat ini tengah dilakukan pekerjaan lanjutan II berupa timbunan dengan progres mencapai 80,2 persen pada 16 Februari 2022 dan ditargetkan selesai konstruksi pada tahun 2022.
Diketahui sebelumnya pada Tahun Anggaran 2021 (SYC), Proyek Bendungan Ciawi telah dilakukan pekerjaan lanjutan dengan nilai kontrak Rp239,8 miliar untuk menyelesaikan pekerjaan akhir pada bangunan bendungan dan fasilitas umum dengan progres fisik dan keuangan selesai 100 persen.
Selain itu, Kementerian PUPR juga terus berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait dalam mempercepat pembebasan lahan, sehingga penyelesaian Bendungan Ciawi selesai sesuai target.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, progres pengadaan lahan saat ini telah mencapai 98,83 persen dengan target penyelesaian Uang Ganti Rugi (UGR) pada April 2022.
Pengadaan lahan bendungan ini menggunakan skema dana talangan, di mana kontraktor membiayai terlebih dahulu dan nantinya akan dibayarkan melalui Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Sebagai informasi, Kontrak pekerjaan Bendungan Ciawi ditandatangani pada 23 November 2016 dengan kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya dan PT Sacna.
Sementara untuk konstruksinya, pembangunan Bendungan Ciawi ini dimulai sejak Desember 2016 dan dilaksanakan secara bertahap (MYC) dengan progres fisik selesai 100 persen pada tahun 2021. Bendungan yang memiliki volume tampung 6,05 juta m3 dan luas genangan 39,4 hektar ini dibangun dengan biaya sebesar Rp798,7 miliar.
Keberadaan bendungan ini akan mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik yang dirancang untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.