80 Rumah Tahan Gempa di Cianjur Ditargetkan Rampung Akhir 2022, 21 Unit Sudah Terbangun

Pembangunan rumah tahan gempa dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk korban Gempa di Cianjur mulai dilakukan. 80 Unit RISHA Ditargetkan Rampung Akhir 2022

News

Pembangunan rumah tahan gempa dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) untuk warga terdampak bencana Gempa Cianjur terlihat sudah mulai dilakukan.

Hingga saat ini, Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) melalui Direktorat Jenderal Perumahan tercatat telah berhasil merampungkan sebanyak 21 unit rumah dari total target yang akan dibangun sebanyak 200 unit RISHA untuk korban gempa Cianjur.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi pembangunan RISHA pada Minggu, 11 Desember 2022.

Dalam peninjauannya tersebut, Iwan yakin jumlah RISHA yang saat ini telah dibangun akan terus meningkat mengingat proses pembangunan yang dilakukan lebih mudah dan cepat.

Lokasi pembangunan RISHA yang berada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku ini telah dipersiapkan dengan baik oleh Pemda setempat. Dengan luas mencapai 2,5 hektare, Lahan relokasi yang dipilih ini telah dinyatakan layak untuk dibangun hunian.

Sumber : Kementerian PUPR

Pasalnya berdasarkan pertimbangan BMKG, daerah tersebut dinilai aman karena tidak berada di daerah patahan maupun daerah rawan lainnya. Tak hanya BMKG, Badan Geologi juga menilai topografi daerah tersebut aman dan layak bangun serta sesuai dengan tata ruang pemerintah daerah setempat.

Meski telah tuntas sebanyak 21 Unit, Pembangunan rumah tahan gempa ini masih terus berlanjut. Kementerian PUPR menargetkan akan merampungkan sebanyak 80 unit RISHA tahap pertama hingga akhir tahun 2022. Sementara untuk tahap kedua sebanyak 120 unit ditargetkan selesai pada minggu ke-3 Januari 2023 mendatang.

Untuk mempercepat proses pembangunan RISHA, Kementerian PUPR menunjuk PT Brantas Abipraya sebagai kontraktor pelaksana dan PT Indah Karya sebagai manajemen konstruksi dengan melibatkan sekitar 180 pekerja yang diperkirakan akan terus bertambah agar proses pengerjaan di lapangan bisa menjadi lebih cepat.

Kementerian PUPR rencananya juga akan melengkapi fasilitas perumahan ini dengan prasarana sarana dan utilitas yang memadai. Bahkan, ada pula jaringan listrik, saluran air bersih PDAM dan tempat pengelolaan sampah terpadu yang juga akan dibangun sehingga masyarakat yang direlokasi menjadi lebih nyaman.

Iwan menjelaskan bahwa RISHA dibangun di atas lahan 75 meter persegi dengan biaya mencapai Rp 150 juta per unit. Adapun estimasi biaya pembangunan tersebut sudah mencakup kelengkapan rumah seperti listrik, sanitasi hingga cat.

Rumah khusus berukuran 36 meter persegi ini dilengkapi dengan ruang keluarga, dua kamar tidur, kamar mandi dan dapur.

Sebagai informasi, RISHA merupakan salah satu teknologi rumah tahan gempa dengan struktur pracetak beton bertulang yang dikembangkan oleh Puslitbang Perkim Kementerian PUPR sejak tahun 2004.

RISHA memiliki tiga komponen penting yakni :

– Pertama komponen utama (P1) memiliki ukuran 120 cm x 30 cm x 10 cm yang berfungsi sebagai penopang struktur bangunan dan dibangun dengan sistem knock down dan dibaut.

– Komponen kedua (P2) memiliki ukuran 120 cm x 20 cm dan 10 cm yang berfungsi menjadi pemangku kolom struktur.

– Komponen ke tiga (P3) memiliki ukuran 30 cm x 30 cm dan 10 cm yang berfungsi menjadi pengikat komponen lainnya.

Bangunan RISHA ini memiliki struktur tahan gempa dari beton bertulang. Adanya sistem sambungan tersebut membuat RISHA memiliki perilaku seperti bangunan kayu.

Jadi apabila terjadi gempa, bangunan itu diklaim tidak patah meskipun masih bisa bergoyang dan terjadi kerusakan parah. Dengan demikian, RISHA diperkirakan dapat menahan kerusakan gempa sehingga bisa memberikan waktu bagi penghuni rumah keluar apabila terjadi keruntuhan.

Back to top button