PUPR Tuntaskan Rehabilitasi Bendungan Situ Lembang, Telan Anggaran Capai Rp43,802 Miliar

HeadlineNews

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa Indonesia harus memperbanyak tampungan air baik berupa embung maupun bendungan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim seperti hujan ekstrim atau kekeringan panjang.

Salah satu adaptasi perubahan iklim tersebut dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan dan merehabilitasi bendungan, termasuk Bendungan Situ Lembang di Kabupaten Bandung Barat.

Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dikabarkan telah menyelesaikan pekerjaan rehabilitasi Bendungan Situ Lembang di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

Sebelumnya dari hasil pemeriksaan, kegiatan rehabilitasi Bendungan Situ Lembang perlu dilakukan untuk menjamin keamanan dan optimalisasi fungsi bendungan.

Pekerjaan rehabilitasi bendungan tersebut dilakukan pada tahun 2022-2023 dengan biaya mencapai Rp43,802 miliar.

Kepala BBWS Citarum Bastari menjelaskan bahwa lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam rehabilitasi Bendungan Situ Lembang meliputi pekerjaan perbaikan tubuh bendungan, pengerukan sedimen, perbaikan bangunan pelimpah dan intake, serta pembangunan fasilitas dan sarana pendukungnya.

Bastari menjelaskan bahwa Bendungan Situ Lembang merupakan bendungan tua yang dibangun sejak tahun 1912.

Bendungan ini merupakan bendungan tipe urugan tanah yang dibangun dengan tinggi 10,5 meter, panjang 350 meter dan luas waduk 54,97 hektar sehingga membentuk tampungan total 3,02 juta m3.

Dengan kapasitas yang dimilikinya, Bendungan ini dapat dimanfaatkan untuk konservasi daerah aliran sungai (DAS) Situ Lembang 6,05 km2, dan sumber air baku untuk air minum Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat sebesar 200 liter/detik.

Selain itu, Bastari menyebut Bendungan Situ Lembang juga dapat difungsikan sebagai pengendali banjir di wilayah Bandung lantaran dinilai mampu mereduksi debit banjir hingga 73% pada daerah tangkapan airnya.

Back to top button