Masjid Sheikh Zayed Solo Garapan Waskita Telah Diresmikan

News

Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) telah meresmikan pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo, Jawa Tengah pada hari ini tepatnya Senin, 14 November 2022.

Peresmian mesjid raya ini ditandai secara simbolis melalui penandatanganan prasasti yang dilakukan oleh kedua kepala negara. Peresmian dilaksanakan lebih cepat dari rencana sebelumnya yang dijadwalkan pada 17 November 2022.

Turut hadir dalam peresmian tersebut yakni Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming.

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo merupakan replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA. Sehingga, Arsitektur yang diusung dalam bangunannya dibuat mirip dengan aslinya baik bentuk maupun warna.

Sumber : Skyscrapercity

Memiliki luas 8.000 meter persegi, Mesjid ini menjadi masjid terbesar di Kota Solo yang diklaim mampu menampung 10 ribu jemaah. Bangunan mesjid di Solo yang super megah ini didominasi warna putih dengan sedikit warna emas.

Masjid yang dibangun di atas lahan seluas 3,6 hektar yang merupakan bekas dari Depo Pertamina ini memiliki empat menara, satu kubah utama, dan puluhan kubah kecil yang menghiasi atap bangunan.

Tak hanya bentuk dan warna, kualitas bahan bangunan juga memiliki kemiripan seperti marmer untuk membalut seluruh lantai dan sebagian dinding masjid yang diimpor dari negara italia.

Meski memiliki bentuk yang sama persis dengan masjid aslinya di Abu Dhabi, Masjid Sheikh Zayed Al-Nahyan Solo tetap memiliki ciri khas tradisional yang dimana sebagian lantai masjid dihiasi dengan motif batik kawung sesuai instruksi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Selain itu, motif batik juga menghiasi karpet yang membalut lantai bangunan utama masjid. Motif batik tersebut bisa ditemui di bagian tepi karpet yang dikombinasikan dengan desain geometris arabesque di bagian tengah.

Tepat di tengah bangunan, terdapat lampu yang tergantung dari tengah kubah utama. Lampu megah tersebut berwarna keemasan.

Masjid Sheikh Zayed Al-Nahyan di Solo merupakan hadiah dari Presiden MBZ kepada Presiden Jokowi sebagai simbol persahabatan antara Negara Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia.

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengungkapkan bahwa biaya pembangunan mesjid ini menghabiskan hampir Rp 300 Miliar yang sepenuhnya ditanggung oleh Presiden MBZ.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa menyebut bahwa Masjid Sheikh Zayed Al-Nahyan mampu menampung 10 ribu jamaah dengan bangunan utama berkapasitas 4000 orang ditambah area luar bisa mencapai 10.000 orang. Konsep bangunan 1,5 lantai ini bisa menampung sebanyak 80% di lantai dasar dan 20% di lantai atas.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Sheikh Zayed Al-Nahyan juga digadang menjadi pusat penyebaran Islam moderat di Indonesia. Guna mendukung hal tersebut, Masjid Sheiks Zayed dilengkapi dengan perpustakaan seluas 20 meter persegi, ruang transit VIP, ruang pengelola, dan taman.

Mesjid Raya ini dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor pelaksana dan PT Arkonin sebagai konsultan perencana yang ditargetkan selesai pada Agustus 2022 dengan pengerjaan yang berlangsung selama 15 bulan semenjak pembangunan dimulai pada Maret 2021.

Namun sebelumnya tepatnya Juni 2021, President Director (Presdir) Waskita Karya, Destiawan Soewardjono kabarnya melakukan kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengetahui lebih detail bangunan dari Masjid Sheikh Zayed yang ada di Abu Dhabi.

Sumber : PT Waskita Karya (Persero) Tbk

Kunjungan tersebut merupakan undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Abu Dhabi, UEA. Dalam kunjungannya, Destiawan didampingi oleh Vice President Building Division PT Waskita Karya (Persero) Tbk Mas’udi Jauhari, dan Project Manager Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Adriansyah Perdana.

Project Manager Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Adriansyah Perdana menjelaskan bangunan masjid yang asli di UEA ini empat kali lipat lebih besar dari bangunan replikanya di Solo. Kemudian luas lahan masjid yang asli enam kali lipat lebih besar dari lahan mesjid replikanya yang ada di Solo.

Meski telah diresmikan, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo belum bisa dibuka untuk masyarakat umum karena masih adanya pengerjaan finishing yang tengah dilakukan.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka berharap pengerjaan finishing dapat selesai dan dibuka untuk umum sebelum pelaksanaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang jatuh pada 18 November 2022.

Back to top button