Atasi Subsidensi Tanah Jakarta, PUPR Bangun 3 SPAM Kurangi Konsumsi Air Tanah

News

Penurunan permukaan tanah di wilayah daratan DKI Jakarta masih menjadi isu nasional dalam perbincangan publik. Merespons hal tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkomitmen membangun 3 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Langkah ini juga dilakukan dalam memenuhi target melayani 100% warga DKI Jakarta dengan air perpipaan pada 2030.

Dalam pencegahan penurunan muka tanah (land subsidence) dan pemenuhan kebutuhan air perpipaan, Kementerian PUPR bersama Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan kolaborasi melalui penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) terkait “Sinergi Dan Dukungan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum Di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta”. Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan di Kantor Kemenko Marves, Senin 3 Januari 2022.

Menko Luhut menegaskan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam merespons isu tenggelamnya Jakarta karena penggunaan air tanah terus menerus oleh masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah mengambil langkah inisiatif dalam mengurangi dan menghentikan pemanfaatan air tanah di wilayah Jakarta dengan membuat penyediaan air minum perpipaan yang mencukupi bagi masyarakat Jakarta.

“Untuk mewujudkan hal tersebut, Pemerintah Pusat berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyusun sebuah perencanaan bersama yang menyinergikan proyek inisiatif SPAM dan dituangkan dalam Nota Kesepakatan yang mencakup rincian program, jangka waktu serta skema pembiayaan yang tepat,” kata Menko Luhut.

Hingga saat ini kondisi cakupan layanan air minum perpipaan DKI Jakarta baru mampu memenuhi cakupan layanan seluas 64% dan menyuplai 20.725 liter per detik air untuk 908.324 sambungan pelanggan. Belum meratanya layanan air minum perpipaan menyebabkan masyarakat yang tidak memiliki akses layanan ini masih terus menggunakan air tanah sehingga penurunan muka tanah masih terus terjadi dengan cepat.  

Dalam membenahi masalah kebutuhan air warga DKI Jakarta, Kementerian PUPR berencana membangun 3 SPAM Regional. Tiga SPAM tersebut diantaranya yang pertama, SPAM Regional Jatiluhur I berkapasitas 4.000 liter/detik yang akan menambah 13% layanan.

Selanjutnya, SPAM Karian – Serpong berkapasitas 3.200 liter/detik akan menambah 10% layanan. Dan yang terakhir yakni SPAM Juanda II berkapasitas 2.054 liter/detik yang akan menambah 7% layanan namun masih dalam tahap penyiapan.

Menteri Basuki berharap pada 2030 mendatang, layanan air minum perpipaan dapat menjangkau semua penduduk DKI jakarta sehingga pemanfaatan air tanah dapat dikendalikan.

Menurut Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, masih banyaknya penggunaan air tanah sebagai kebutuhan air minum menyebabkan penurunan permukaan tanah. Oleh karena itu, keberadaan SPAM ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, Namun bermanfaat juga demi keselamatan lingkungan.

Gubernur DKI Anies Baswedan memberikan rasa optimismenya terhadap pelayanan air perpipaan bagi masyarakat DKI Jakarta agar dapat segera terpenuhi sebelum 2030.

Anies menyebut dengan ditandatanganinya MoU ini diharapkan target melayani 100% warga DKI Jakarta dapat tercapai bahkan dilakukan lebih awal. Dengan begitu, ketidaktersediaan air minum perpipaan dapat di tangani bersama – sama bahkan land subsidence. Ucapan terimakasih juga disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta ini kepada Kementerian PUPR, Kemendagri dan Kemenko Marimves.

Turut hadir mendampingi Menteri Basuki Direktur Jenderal Sumber Daya Air Jarot Widyoko, Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti dan Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna.

Back to top button