Dapat Anggaran Jumbo, PUPR Siap Tuntaskan 15 Proyek Bendungan Tahun Depan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana akan mengalokasikan sebagian anggarannya di tahun depan untuk menyelesaikan pembangunan 15 bendungan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana akan mengalokasikan sebagian anggarannya di tahun depan untuk menyelesaikan pembangunan 15 bendungan.
Seperti diketahui, Kementerian yang dipimpin Basuki Hadimuljono atau biasa dipanggil Pak Bas ini mendapatkan alokasi anggaran mencapai sebesar Rp 146,98 triliun pada tahun anggaran (TA) 2024.
Dengan nilai anggaran tersebut, Kementerian PUPR menjadi kementerian/lembaga yang menempati urutan pertama dengan alokasi anggaran terbesar dalam RAPBN 2024.
Sebagian anggaran yang diperoleh Kementerian PUPR ini akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan 15 bendungan, termasuk pembangunan 8 bendungan baru yang akan mulai konstruksi pada tahun ini.
Adapun delapan bendungan baru yang dimaksud yaitu Bendungan Pelosika, Bendungan Cibeet, Bendungan Cijurey, Bendungan Jonggol, Bendungan Karangnongko di Ngawi, Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan, Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, dan Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timir (NTT).
Menteri Basuki Hadimuljono menyebut bahwa pemerintah berencana akan menyelesaikan pembangunan 15 bendungan tersebut pada tahun 2024 mendatang.
Hal ini sejalan dengan komitmen Kementerian PUPR yang menargetkan pembangunan 61 bendungan di berbagai wilayah Indonesia selama periode 2014 hingga tahun 2024.
Dimana dari 61 bendungan tersebut, sebanyak 36 bendungan diantaranya telah diselesaikan hingga tahun 2022. Kemudian sisanya sebanyak 10 bendungan ditargetkan selesai pada tahun ini dan sebanyak 15 bendungan lainnya ditargetkan selesai pada tahun depan.
Kehadiran bendungan di berbagai daerah ini diharapkan tak hanya dimanfaatkan sebagai sumber air baku, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi dan difungsikan sebagai sumber pembangkit listrik.
Adapun keberadaan bendungan ini juga diharapkan dapat mendukung upaya Pemerintah melalui Kementerian PUPR dalam mengoptimalkan pengelolaan air di setiap wilayah tersebut.
Sebagai informasi, proyek bendungan merupakan salah satu upaya penting dalam pengembangan infrastruktur di suatu negara karena tidak hanya memiliki peran dalam penyimpanan air, tetapi juga memiliki berbagai manfaat yang meluas di berbagai sektor.
Pembangunan bendungan ini tentunya tak lepas dari dukungan para stakeholders, baik pemerintah maupun kontraktor.
Salah satu kontraktor yang mencatatkan pencapaian luar biasa dalam pembangunan bendungan di Indonesia adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
Wijaya Karya atau WIKA tercatat telah berhasil menyelesaikan sebanyak 41 proyek bendungan di Indonesia. Pencapaian yang diraihnya ini seakan menegaskan posisinya sebagai BUMN terdepan dalam pembangunan proyek bendungan.
Namun tak berhenti sampai disitu, WIKA saat ini juga tengah fokus untuk menyelesaikan tujuh proyek bendungan yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito mengungkapkan bahwa salah satu proyek bendungan yang tengah dikerjakan oleh WIKA dalam kerja sama operasi (KSO) adalah Bendungan Lau Simeme Paket I yang berada di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
Pembangunan bendungan tersebut bertujuan untuk mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan di Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara.
Adapun pengerjaan proyek dengan lingkup pekerjaan bendungan utama ini dilaporkan telah mencapai progres konstruksi sebesar 72%.