PUPR Targetkan Bendungan Mbay Rampung Akhir 2024, Progres Konstruksi Sudah 16,01 Persen

News

Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini masih terus melanjutkan pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo guna mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang menekankan bahwa ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibandingkan daerah lain.

Berdasarkan laman resmi Kementerian PUPR, Progres pembangunan Bendungan Mbay saat ini telah mencapai 16,01 persen dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2024.

Pembangunan bendungan ini rupanya juga diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya sehingga dapat memberikan manfaat yang nyata mengingat air dari bendungan tersebut nantinya akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.

Bendungan yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang ini terletak di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan dengan jarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Kabupaten Nagekeo.

Sesuai kontrak, pembangunan bendungan ini dimulai sejak tahun 2021 lalu yang dilaksanakan melalui 2 paket pekerjaan dengan nilai kontrak mencapai Rp1,47 triliun.

Dimana dalam dua paket pekerjaan tersebut, Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk – Bumi Indah (KSO) dengan progres kontruksi sebesar 16,28 persen dan Paket II dikerjakan oleh kontraktor PT Brantas Abipraya dengan progres konstruksi sebesar 15,73 persen. Selaku Manajemen Konstruksi dikerjakan oleh PT Indra Karya – Rancang Semesta – Sabana (KSO).

Bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 51,74 juta m3 dengan luas genangan 499,55 hektare yang bersumber dari Sungai Aesesa.

Dengan kapasitas tampung yang dimilikinya, Bendungan Mbay diproyeksikan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) Mbay Kanan dan Kiri seluas 5.898 hektare.

Bendungan berfungsi untuk pengairan irigasi di Kabupaten Nagekeo yang di mana komoditas unggulannya seperti padi dan palawija membutuhkan sumber air irigasi.

Selain sebagai sumber irigasi, kehadiran bendungan ini rupanya juga memiliki manfaat lainnya yakni untuk mendukung kebutuhan air baku di Nagekeo sebesar 205 liter/detik dan mengurangi debit banjir Sungai Aesesa sebesar 283,33 m3/detik.

Adapun pembangunan Bendungan Mbay ini nantinya akan menambah jumlah tampungan air yang dibangun Kementerian PUPR dalam mendukung ketahanan pangan dan air di Provinsi NTT.

Back to top button