Jembatan Pandansimo di Yogyakarta Segera Beroperasi

HeadlineNews

Proyek Pembangunan Jembatan Pandansimo di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan kemajuan yang sangat pesat.

Pembangunan jembatan yang membentang sepanjang 675 meter di atas Sungai Progo ini dilaporkan sudah rampung dan memasuki tahap akhir dengan menyisakan sejumlah pekerjaan pendukung yang kini tengah diselesaikan.

Termasuk pekerjaan penyempurnaan seperti instalasi lampu, penyempurnaan pengecatan, lanscape tanaman, hingga pemasangan sistem penyiraman otomatis juga terus dilakukan.

Meski semakin dekat dengan tahap penyelesaian, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 DIY, Setiawan Wibowo menyebut pihaknya belum bisa memastikan kapan jembatan yang menelan anggaran Rp863,72 miliar tersebut resmi beroperasi.

Namun yang pasti, Dinas Pariwisata Bantul bersiap menata ulang sistem masuk ke kawasan wisata pantai selatan seiring dengan rencana beroperasinya Jembatan Pandansimo.

Dalam penataan ini, Kepala Bidang Destinasi Wisata Dispar Bantul, Yuli Hernandi berencana membangun TPR (Tempat Pemungutan Retribusi) Induk baru dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan mengoptimalkan pengelolaan retribusi wisata, serta mencegah wisatawan masuk tanpa membayar retribusi ke kawasan pantai selatan Kabupaten Bantul.

Selain TPR Induk, Dispar Bantul juga menyiapkan delapan TPR prototipe di beberapa pantai di wilayah tertentu yakni Pandansimo, Pantai Baru, Kuwaru, Gua Cemara, Cangkring, Samas, Depok, dan Parangtritis.           

Jika seluruh pekerjaan telah selesai, Jembatan Pandansimo diharapkan tidak hanya menjadi penghubung fisik, tetapi juga penggerak ekonomi baru bagi masyarakat di pesisir selatan Yogyakarta.

Kontraktor dan Lingkup Pekerjaan

Jembatan Pandansimo di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran strategis dalam menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo melalui Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

Di bawah pengawasan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah – DI.Yogyakarta, pembangunan jembatan ini dikerjakan kontraktor PT Adhi Karya (Persero) – PT Sumber Wijaya Sakti melalui kerja sama operasi (KSO) dengan nilai kontrak sebesar Rp814 miliar dan PT Indec Internusa sebagai Konsultan Supervisi/Pengawas dengan nilai kontrak sebesar Rp6,97 miliar dalam jangka waktu pelaksanaan selama 408 hari kalender sebagaimana informasi yang dikutip dari laman LPSE Kementerian PU.

Keterlibatan kontraktor ini ditandai dengan penandatanganan kontrak Pembangunan Jembatan Pandansimo antara PPK 1.4 DIY dengan ADHI – Sumber Wijaya Sakti, KSO pada Jumat, 17 November 2023.

Sumber : Balai Besar PJN Jateng-DIY

Groundbreaking 2023

Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan sebelum akhirnya pembangunan jembatan ini resmi dimulai melalui prosesi groundbreaking yang dilaksanakan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Senin, 12 Desember 2023.

Adapun lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam proyek ini mencakup pekerjaan jalan pendekat, pekerjaan slab on pile pada bentang pendekat dan pekerjaan Corrugated Steel Plate (CSP) pada jembatan utama.

Biaya Pembangunan dan Spesifikasi Teknis Jembatan

Selama proses pembangunan, Jembatan ini awalnya ditargetkan selesai pada Desember 2024. Namun sempat mengalami perpanjangan waktu pengerjaan sekitar 3 bulan

Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan panjang penanganan jembatan dari yang semula direncanakan sepanjang 1.900 meter menjadi 2.300 meter.

Penambahan panjang jembatan ini diikuti dengan kenaikan anggaran untuk penambahan 200 pondasi.

Sehingga anggaran pembangunan dari yang awalnya dipatok sebesar Rp814 miliar mengalami pembengkakan menjadi Rp863 miliar. Tambahan anggaran tersebut diinformasikan telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada Desember 2024.

Dengan adanya penambahan panjang jembatan ini, maka Jembatan Pandansimo memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut :

  • Panjang total : 2.300 meter
  • Panjang jembatan utama : 675 meter
  • Lebar : 24 meter
  • Tipe jembatan : Multi Arch Bridge dengan Corrugated Steel Plate (CSP) dan mortar busa
  • Jalur kendaraan : 4 jalur (2 arah) dengan lebar 3,5 meter per jalur
  • Jalur pejalan kaki : Tersedia di kedua sisi jembatan
  • Kapasitas beban : Mampu menahan beban kendaraan hingga 8,16 ton

Calon Jembatan Terpanjang di Yogyakarta dan Ketiga di Pulau Jawa

Dengan panjang yang dimilikinya tersebut, Jembatan Pandasimo diklaim tak hanya akan menjadi jembatan terpanjang di Yogyakarta.

Bahkan, Jembatan ini juga disebut akan menempati posisi ketiga sebagai jembatan paling panjang di Pulau Jawa, setelah Jembatan Suramadu di Jawa Timur dan Jembatan Pasupati di Bandung, Jawa Barat.      

Sebagai Tempat Destinasi Wisata

Selain menjadi jembatan yang terpanjang, jembatan ini juga didesain menjadi salah satu fasilitas penting yang memberikan kemudahan akses bagi pengendara bermotor dan para pejalan kaki mengingat di sisi kanan dan kiri pada jalur pedestrian jembatan nantinya akan disediakan anjungan untuk para pejalan kaki yang ingin berhenti menikmati pemandangan sungai Progo dan Laut Selatan.

Dengan adanya area anjungan bagi pejalan kaki yang memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan sungai, maka jembatan ini nantinya tidak hanya sebagai jalur transportasi tetapi juga sekaligus dapat menjadi tempat destinasi wisata.

Dilengkapi Teknologi Tahan Gempa

Kemudian menariknya lagi, jembatan ini juga didesain khusus untuk memitigasi risiko bencana gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Seperti diketahui, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat masuk dalam daftar wilayah rawan gempa bumi di Pulau Jawa sebagaimana informasi yang dikutip dari laman news.detik.com.

Sehingga mitigasi risiko bencana gempa di DIY ini menjadi salah satu upaya penting yang patut untuk dipertimbangkan terutama dalam penyusunan rencana pembuatan jembatan tersebut.

Untuk mengatasi bencana gempa, jembatan ini dilengkapi dengan teknologi Lead Rubber Bearing (LRB).

Apa itu teknologi Lead Rubber Bearing (LRB) ?

Lead Rubber Bearing (LRB) adalah teknologi tahan gempa yang sudah banyak digunakan pada beberapa jembatan di Indonesia.

Teknologi ini dirancang untuk mampu menyerap dan mereduksi energi gempa sehingga dapat melindungi struktur utama jembatan dari kerusakan yang berlebih.

Kemudian dengan sifatnya yang elastis, teknologi ini juga memungkinkan jembatan untuk bergerak atau bergeser jika terjadi gempa dan kemudian kembali ke posisi semula saat gempa berakhir sehingga dapat menyesuaikan diri dengan gerakan tanah dan dapat mencegah kerusakan serius pada jembatan.

Selain menggunakan teknologi LRB, jembatan ini juga menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) yang belum banyak digunakan pada jembatan di Indonesia.

Penggunaan CSP dinilai dapat membuat struktur jembatan menjadi ringan namun tetap kuat, serta cepat dalam pemasangan sehingga relatif lebih efektif dan efisien dari segi biaya dan waktu.

Manfaat Bagi Masyarakat

Jembatan Pandansimo akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat sekitar, antara lain:

  • Mempermudah akses transportasi antara Bantul dan Kulon Progo
  • Meningkatkan konektivitas wilayah dalam Jalur Trans Selatan Jawa
  • Mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata dan perdagangan
  • Mengurangi waktu tempuh perjalanan serta meningkatkan efisiensi distribusi barang dan jasa.

Berdasarkan informasi yang kami rangkum dari berbagai sumber, dapat disimpulkan bahwa Jembatan Pandansimo merupakan salah satu proyek infrastruktur penting yang akan meningkatkan mobilitas dan perekonomian di DIY.

Karena selain akan menjadi jalur transportasi utama, jembatan ini juga berpotensi menjadi ikon wisata baru di Yogyakarta.

Sehingga jembatan ini diharapkan dapat segera dioperasikan sesuai target dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. 

Back to top button