Waskita Karya Garap Pembangunan Gedung DPR I di IKN, Nilai Kontrak Capai Rp1,84 Triliun
Di penghujung tahun 2025, PT Waskita Karya (Persero) Tbk kembali dipercaya untuk membangun infrastruktur di kawasan Ibu Kota Nusantara.
Kali ini, Waskita dipercaya untuk menggarap pembangunan Gedung DPR I di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan nilai kontrak mencapai sebesar Rp1,84 triliun sebagaimana informasi yang dikutip dari laman instagram Waskita Karya.
Melalui unggahan instagramnya, diinformasikan bahwasanya penandatanganan kontrak proyek tersebut telah dilaksanakan oleh Kepala Divisi Operasi I Paulus Budi Kartiko dan disaksikan langsung oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Basuki Hadimuljono, Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho dan Direktur Operasi I Waskita Karya Ari Asmoko pada Kamis, 4 Desember 2025.

Kartiko menyampaikan bahwa penandatanganan tersebut menjadi wujud kontribusi perusahaan dalam memperkuat pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara.
Sekaligus menegaskan komitmen Waskita untuk terlibat aktif dalam proyek pembangunan berskala nasional.
Dalam pelaksanaannya, Waskita Karya akan menjalankan proyek ini melalui skema Kerja Sama Operasional (KSO) bersama PT Brantas Abipraya (Persero) untuk memastikan efektivitas dan ketepatan waktu konstruksi.
Lingkup pekerjaan dalam proyek ini meliputi pekerjaan Bangunan A, Bangunan B1, Bangunan C1, Ruang Transisi, Fasilitas Olahraga, roof garden, pedestrian & cyclist entrance to basement, TPS kawasan, Drop-off VIP, Security Check dan Roundabout
Konsep Desain Bangunan Gedung
Gedung DPR I ini nantinya akan berdiri di atas kawasan persil seluas 141,81 hektare, yang juga menjadi lokasi pembangunan beberapa gedung pemerintahan lainnya di IKN.
Proyek ini menjadi salah satu agenda pembangunan yang diharapkan memperkuat infrastruktur kelembagaan negara di ibu kota baru.
Adapun untuk desain arsitekturnya sendiri, Gedung DPR I dirancang dengan mengusungkan prinsip green building yang menjadi standar bangunan di kawasan inti pusat pemerintahan IKN dengan konsep breathing facade, yakni fasad adaptif yang mampu menyesuaikan sirkulasi udara dan intensitas cahaya matahari secara otomatis mengikuti perubahan kondisi lingkungan.
Pendekatan arsitektur ini diharapkan dapat menekan konsumsi listrik, terutama untuk kebutuhan pencahayaan dan pendingin ruangan (AC).
Selain itu, Waskita juga turut mengintegrasikan elemen Wastra Nusantara yakni seni kain tradisional Indonesia yang kaya akan nilai budaya, filosofi dan kearifkan lokal. Ragam hias Wastra Nusantara itu sendiri terdiri dari komposisi garis vertikal, horizontal, dan diagonal.
Kemudian bangunan ini juga menerapkan penggunaan pilotis serambi yang akan dihadirkan pada setiap akses masuk sebagai elemen penyambut dan ruang sosial informal untuk menciptakan kesan agung dan menjulang.
Keseluruhan desain diarahkan untuk menghadirkan bangunan representatif yang tetap efisien dan ramah lingkungan.













