Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg Seksi 1 – 4 Ditargetkan Beroperasi Tahun 2025
PT Duta Graha Karya (DGK), badan usaha swasta milik dua perusahaan konglomerat raksasa RI yakni Grup Agung Sedayu dan Grup Salim ini menargetkan sebanyak 4 seksi Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg senilai Rp23 triliun dapat mulai beroperasi pada tahun 2025 mendatang.
Sebagaimana informasi yang dikutip dari Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Miftachul Munir disebutkan bahwa PT DGK menargetkan sepanjang 17,15 km ruas Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg dapat rampung dan beroperasi pada Desember 2025 mendatang.
Adapun ruas Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg sepanjang 17,15 km tersebut terdiri dari Seksi 1 hingga Seksi 4 dengan rincian sebagai berikut :
– Seksi 1 (Sedyatmo-Kosambi) sepanjang 6,7 km ditargetkan beroperasi pada Maret 2025 mendatang.
– Seksi 2 (Kosambi-Teluknaga) sepanjang 3,7 km ditargetkan beroperasi pada April 2025 mendatang.
– Seksi 3 (Teluknaga-Tanjung Pasir) sepanjang 3,1 km ditargetkan beroperasi pada Desember 2025 mendatang.
– Dan Seksi 4 (Tanjung Pasir–Kohod) sepanjang 3,65 km ditargetkan beroperasi pada Desember 2025 mendatang.
Tak berhenti sampai disitu, pengerjaan konstruksi ruas jalan tol tersebut masih akan terus berlanjut dengan menyisakan empat seksi lainnya yakni Seksi 5 hingga Seksi 8 yang ditargetkan rampung konstruksinya pada tahun berikutnya atau Juni 2026 mendatang.
Empat seksi tersebut yaitu Seksi 5 (Kohod–Surya Bahari) sepanjang 5,15 km, Seksi 6 (Surya Bahari–Pakuhaji) sepanjang 5,5 km, Seksi 7 (Pakuhaji–Mauk) sepanjang 5,1 km, dan Seksi 8 (Mauk–Rajeg) sepanjang 5,7 km.
Proyek pembangunan jalan tol ini tak lama lagi segera berlangsung setelah dilaksanakannya proses Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) oleh PT Duta Graha Karya selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pada Selasa, 1 Agustus 2023.
PT Duta Graha Karya telah ditetapkan sebagai pemenang lelang pengusahaan jalan tol tersebut berdasarkan atas penerbitan Surat Menteri PUPR nomor PB 0201-Mn/1320 tanggal 22 Juni 2023.
Dalam proyek ini, PT Duta Graha Karya selaku BUJT menggelontorkan dana investasi sebesar Rp23,22 triliun yang dilaksanakan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Adapun pembangunan proyek dengan nilai investasi sebesar Rp23,22 triliun tersebut memiliki masa konsesi selama 40 tahun terhitung sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa jalan tol ini nantinya akan melengkapi sistem koridor di sebelah barat yang dipercaya dapat memberikan dukungan pengembangan wilayah ekonomi sekitar.
Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut juga diharapkan mampu memperlancar distribusi logistik ke Pelabuhan Merak.
Oleh karena itu, Basuki pun menginstruksikan kepada Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR untuk terus memonitor kualitas konstruksi mulai dari perencanaan desain hingga proses pembangunan.
Dalam instruksinya tersebut, Menteri Basuki berpesan kepada kontraktor dan konsultan pengawas dalam pembangunan infrastruktur untuk terus memperhatikan kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan dalam pembangunan jalan tol.
Sebagai informasi, Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg terbagi dalam 8 seksi yang meliputi Seksi 1 (Sedyatmo-Kosambi) sepanjang 6,7 km, Seksi 2 (Kosambi-Teluknaga) sepanjang 3,7 km, Seksi 3 (Teluknaga-Tanjung Pasir) sepanjang 3,1 km, Seksi 4 (Tanjung Pasir–Kohod) sepanjang 3,65 km, Seksi 5 (Kohod–Surya Bahari) sepanjang 5,15 km, Seksi 6 (Surya Bahari–Pakuhaji) sepanjang 5,5 km, Seksi 7 (Pakuhaji–Mauk) sepanjang 5,1 km, dan Seksi 8 (Mauk–Rajeg) sepanjang 5,7 km.
Selain memiliki 8 seksi, Jalan Tol Kamal – Teluknaga – Rajeg juga akan memiliki dua buah Junction (JC) yaitu JC Sedyatmo yang terkoneksi dengan Jalan Tol Prof. Sedyatmo dan JC Rajeg yang terkoneksi dengan Tol Semanan-Balaraja.
Kemudian tol baru yang akan menghubungkan DKI Jakarta dan Tangerang ini akan memiliki 7 simpang susun (SS) yakni SS Kosambi, SS Teluk Naga, SS Tanjung Pasir, SS Kohod, SS Surya Bahari, SS Paku Haji, dan SS Mauk.