Proyek Bendungan Jenelata Garapan WIKA dan ADHI Capai Progres 9,8% dan Libatkan 50% Tenaga Kerja Lokal

Proyek pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan saat ini masih terus dikebut penyelesaiannya hingga target rampung pada tahun 2028 mendatang
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) selaku kontraktor utama proyek ini menyampaikan progres pembangunan fisik Bendungan Jenelata telah mencapai 9,8 persen hingga April 2025.
Dalam proses pengerjaannya, Proyek ini telah melibatkan lebih dari 50 persen tenaga kerja masyarakat lokal sehingga menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus meningkatkan kapabilitas sumber daya masyarakat sekitar.
Selain itu, proyek bendungan ini juga turut melibatkan UMKM terutama dalam mendukung rantai pasok logistik, konsumsi, hingga transportasi pendukung konstruksi.
Sebagai informasi, Pembangunan bendungan ini dikerjakan oleh kontraktor KSO PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dan CAMC Engineering Co., Ltd dari China.
Bendungan ini dirancang memiliki kapasitas tampung sebesar 223,6 juta meter kubik dengan area genangan seluas 1.220 hektar.
Dengan kapasitas tampung yang dimilikinya tersebut, bendungan ini diproyeksikan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat seperti mengendalikan banjir tahunan dari Sungai Jenelata yang selama ini kerap meluap di wilayah Gowa dan Makassar.
Hal ini dikarenakan bendungan jenelata dianggap mampu menekan debit banjir dari 1.037 meter kubik per detik menjadi 686 meter kubik per detik, dengan daya kendali jangka panjang hingga 50 tahun.
Kemudian meningkatkan ketahanan pangan Indonesia karena dapat difungsikan sebagai sumber irigasi untuk lebih dari 25.000 hektar lahan pertanian di wilayah Bili-Bili, Bissua, dan Kampili dengan pola tanam Padi–Padi–Palawija serta meningkatkan indeks pertanaman di wilayah hingga 300 persen.
Tak hanya berfungsi sumber irigasi dan pengendali banjir, bendungan ini juga dapat menyediakan air baku sebesar 6,05 m³/detik untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Maros, dan Takalar, termasuk pasokan air untuk industri seperti pabrik gula di Takalar.
Dan terakhir dari sisi energi, Bendungan Jenelata memiliki potensi menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air sebesar 7 megawatt serta menjadi tempat destinasi wisata air dan kuliner yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat sektor pariwisata.