Pembangunan Gedung Perpustakaan Umum Kota Bukittinggi Telah Resmi Dimulai

Pembangunan Gedung Perpustakaan Umum Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat senilai Rp10 miliar telah resmi dimulai.
Hal ini ditandai dengan prosesi peletakkan batu pertama atau groundbreaking yang dilaksanakan secara langsung oleh Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias pada Selasa, 17 Juni 2025.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias menyampaikan bahwa pembangunan pustaka umum Kota Bukittinggi ini merupakan rencana lama yang sudah digagas sejak pemerintahan periode 2016 – 2021.
Oleh karena itu, Wali Kota Ramlan menyampaikan apresiasi kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang telah mewujudkan rencana tersebut hingga akhirnya pembangunan gedung ini bukan hanya terlaksana di tahun ini.
Tetapi juga mendapatkan pendanaan setelah dua tahun Kota Bukittinggi diperjuangkan sebagai salah satu daerah penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025 untuk pembangunan gedung perpustakaan umum.
Dalam keputusan tersebut, Bukittinggi mendapatkan dana sebesar Rp10 miliar yang bersumber dari DAK Penugasan melalui Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Dana ini akan digunakan untuk pembangunan fisik sekitar Rp7,9 miliar, sementara sisanya sebesar Rp2 miliar akan digunakan untuk penunjang gedung pustaka umum nantinya.
Sebagai informasi, Proyek pembangunan Gedung Perpustakaan Umum Kota Bukittinggi akan dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana CV. Cakrawala Perkasa bersama pengawasan teknis PT. Synpra Engineering Consultant dengan nilai kontrak pembangunan mencapai lebih dari Rp7,9 miliar.
Adapun masa pelaksanaan proyek ini ditargetkan berlangsung selama 180 hari kalender, terhitung sejak 10 Juni hingga 6 Desember 2025.
Gedung perpustakaan umum yang akan dibangun di atas lahan seluas 1.987 m² ini dirancang sebagai salah satu pusat informasi, taman edukasi sekaligus tempat rekreasi.
Kehadiran pustaka diharapkan dapat menghadirkan pengalaman belajar yang menyenangkan, sekaligus memperkaya pemahaman masyarakat terhadap berbagai jenis literasi, seperti literasi baca tulis, numerasi, sains, finansial, digital, serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Seperti diketahui, Indonesia saat ini juga tengah menghadapi tantangan literasi digital, dimana data menunjukkan bahwa skor rata-rata indeks literasi masyarakat masih perlu ditingkatkan.