Pembangunan Bendungan Sidan di Bali Capai Progres 95%, Ditargetkan Impounding Dalam Waktu Dekat

HeadlineNews

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini masih terus berupaya menyelesaikan pembangunan Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Bangli dan Gianyar yang ditargetkan rampung pada tahun ini atau 2024.

Bendungan ini dibangun untuk mendukung ketersediaan air baku dalam rangka memenuhi kebutuhan domestik dan pariwisata di Bali, yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra Saleh Atmawidjaja, dimana dirinya menyebut bendungan dengan kapasitas 3,8 juta meter kubik (m3) tersebut akan menjadi sumber air baku bagi kebutuhan domestik dan pariwisata di Provinsi Bali.

Untuk progresnya sendiri, pembangunan bendungan tersebut saat ini secara keseluruhan dilaporkan sudah mencapai angka 95% dan akan mulai diisi air (impounding) dalam waktu dekat.

Setelah rampung, Bendungan ini diproyeksikan akan memberikan manfaat seperti penyediaan аіr baku ѕеbеѕаr 1,75 m3/dеtіk untuk Kawasan Mеtrороlіtаn Sаrbаgіtа yakni Kоtа Denpasar, Kabupaten Badung, Kаbuраtеn Gіаnуаr, dаn Kаbuраtеn Tabanan.

Selain menyediakan air baku, bendungan ini juga berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) berkapasitas 0,65 MW serta menjadi tempat konservasi air dan pariwisata.

Sebagai informasi, Bendungan Sidan dibangun di atas lahan seluas 81,81 hektar di wilayah tiga kabupaten yakni Badung, Bangli, dan Gianyar.

Pembangunan Bendungan Sidan terdiri atas dua paket pekerjaan, yakni Pekerjaan Paket I senilai Rp808 miliar yang dikerjakan dari tahun 2018-2021 ini berfokus pada pekerjaan pembangunan jalan akses kerja, terowongan pengelak, dan beberapa pekerjaan proteksi tebing.

Kemudian pekerjaan Paket II senilai Rp789 miliar yang dimulai tahun 2022 ini berfokus pada pekerjaan mencakup tubuh bendungan dan spillway.

Adapun pembangunan Bendungan Sidan dilatarbelakangi dengan kebutuhan air baku di kawasan Sarbagita sebesar 5 m3/detik sebagai destinasi wisata utama di Indonesia yang mengalami laju pertumbuhan wisatawan dan penduduk yang besar setiap tahunnya yang secara tidak langsung berdampak terhadap peningkatan kebutuhan air baku.

Back to top button