Menilik Potensi Pasir Kuarsa Sebagai Bahan Baku Kaca Yang Buat Pulau Rempang Dilirik Investor
Menilik Potensi Pasir Kuarsa Sebagai Bahan Baku Kaca Yang Buat Pulau Rempang Dilirik Investor
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam melimpah yang tersebar di berbagai wilayah dari Sabang sampai Merauke.
Dari beragam kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat potensial sebagai komoditas strategis yang dibutuhkan dalam dunia industri modern saat ini yakni seperti pasir kuarsa.
Sejumlah wilayah di Indonesia disebut kaya akan potensi sumber daya alam berupa pasir silika atau pasir kuarsa yang cukup besar.
Salah satu diantaranya yaitu Pulau Rempang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang menjadi trending topik di sosial media dalam beberapa minggu terakhir ini perihal masuknya investasi perusahaan asing asal China, Xinyi Glass Holdings Ltd.
Pasir kuarsa merupakan salah satu komoditas mineral yang memiliki manfaat sebagai bahan baku utama dalam industri pembuatan kaca dan panel surya.
Maka dari itu, tak heran rasanya bila perusahaan besar asal China, Xinyi Glass Holdings Ltd tergiur ingin menanamkan investasinya mencapai Rp381 triliun untuk mendirikan pabrik kaca dan panel surya di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Dan perlu diketahui, mega proyek inilah yang mendorong pemerintah bersikeras untuk merelokasi belasan ribu warga adat setempat dari tanah leluhurnya di Pulau Rempang.
Ketua Umum Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI) Ady Indra Pawennari menyambut baik investasi dari Perusahaan China ini.
Ady mengungkapkan bahwa Provinsi Kepri saat ini merupakan salah satu produsen utama pasir kuarsa di Indonesia dengan jumlah cadangan mencapai lebih dari 350 juta ton yang terdistribusi di Kabupaten Lingga dan Natuna.
Berdasarkan data yang diperolehnya, Ady menyebut Natuna dan Lingga memiliki potensi sumber daya pasir kuarsa dengan jumlah cadangan sekitar 350 juta ton yang bisa dieksploitasi dalam beberapa tahun mendatang.
Selain memiliki potensi dan cadangan yang cukup besar, Pasir kuarsa di Natuna dan Lingga ini juga memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan untuk digunakan sebagai bahan baku dalam produksi kaca.
Menurut Ady, lokasi pabrik kaca yang akan dibangun di Pulau Rempang (Rempang Eco City) ini sangat strategis karena berdekatan dengan sumber pasir kuarsa.
Ady menjelaskan bahwa kehadiran pabrik kaca di Pulau Rempang, Batam ini akan menciptakan lapangan kerja lokal yang signifikan.
Selain itu, harga pasir kuarsa di daerah ini juga diproyeksikan akan meningkat mengingat pasir tersebut merupakan bahan baku utama dalam pembuatan kaca.
Bahkan dengan hadirnya pabrik kaca tersebut, pemerintah meyakini daerah penghasil pasir kuarsa ini akan mendapatkan keuntungan yang besar.
Pasalnya, Kebutuhan pasir kuarsa masuk dalam kategori mineral bukan logam sehingga tidak hanya digunakan untuk konstruksi.
Tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan daerah sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah disebutkan bahwa hasil tambang mineral non-logam adalah kewenangan daerah.
Meskipun pasir kuarsa telah ada selama puluhan tahun, pasir tersebut baru mulai dieksploitasi dan diekspor ke China pada tahun 2020 lalu. Dimana hingga saat ini, setidaknya tercatat ada 2 juta ton pasir kuarsa yang diekspor dari Kepri ke China.