Ajang Formula E Tuai Banyak Apresiasi, Begini Kilas Balik Sisi Konstruksinya

Infographic

Pehelatan ajang balap mobil listrik internasional Formula E di Jakarta Internasional E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta Utara yang sukses digelar pada 4 juni 2022 kemarin menuai banyak apresiasi dari masyarakat dan mendatangkan pujian dari sejumlah para pembalap yang turut serta meramaikan Formula E Jakarta 2022.

Salah satu pujian tersebut datang dari salah seorang pembalap Avalanche Andretti, Oliver Askew. Pembalap kebangsaan Amerika Serikat-Swedia ini mengungkapkan rasa kagumnya pada keindahan sirkuit JIEC melalui unggahan dalam akun instagram pribadinya @oliveraskew.

Tidak hanya dari para pembalap, Sirkuit JIEC juga mendapatkan pujian dari bos tim Formula E Nissan. General Manager Nissan Formula E, Tommaso Volpe menyebut kualitas aspal Sirkuit Ancol sudah sangat bagus, serta berbeda dengan kualitas aspal sirkuit perkotaan yang sehari-harinya dipakai untuk kendaraan umum.

“Grip aspalnya sangat kuat, serta kualitas aspalnya sangat bagus. Dia terlihat seperti race track, tidak seperti sirkuit perkotaan,” kata Volpe dalam Media Roundtable – Nissan Formula E Team, di Jakarta (3/6/2022).

Kesuksesan penyelenggaraan ajang internasional ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang terlibat dalam persiapan infrastruktur balapan mobil listrik bertaraf internasional tersebut, terutama dalam pengerjaan konstruksi sirkuit Formula E.

Pembangunan sirkuit Formula E yang dimulai sejak 3 Februari 2022 lalu telah selesai 100% secara keseluruhan pada 1 Juni 2022. Pembangunan dimulai dengan pengerjaan lintasan sirkuit yang terbagi menjadi 5 zonasi dengan melibatkan 565 pekerja konstruksi dan ratusan alat berat.

Kelima zonasi tersebut antara lain :

Pada Zona 1, pengerjaan konstruksi melibatkan dua unit excavator PC 75, vibro roller 1 unit, motor grader 1 unit, tandem roller 1 unit dan dump truck 20 unit.

Pada Zona 2, pengerjaan konstruksi melibatkan 1 unit excavator PC 75, mini vibro 1 unit, truk tronton 1 unit, water tank 1 unit dan dump truck 24 unit.

Pada Zona 3 dan 4 yang berada di lahan padat, pengerjaan konstruksi melibatkan 9 unit excavator PC 75, 2 unit truck tronton, 1 unit vibro roller, 1 unit truck loader dan 39 unit dump truck.

Dan terakhir adalah zona 5 yang merupakan zona tersulit dan menguras banyak energi dalam pengerjaannya lantaran adanya hambatan mengenai kondisi tanahnya yang lunak dan berlumpur, pengerjaan konstruksi membutuhkan 10 unit excavator PC 200, dozzer 2 unit, vibro roller 1 unit, truk tronton 1 unit dan dump truck 80 unit. Kabarnya sekitar 40 persen pengerjaan konstruksi sirkuit difokuskan pada zona kelima ini.

Pengerjaan lintasan sirkuit ini diawali dengan proses pengerasan/pemadatan tanah untuk mengatasi bagian struktur tanah yang lunak di lokasi pembangunan sirkuit Formula E tersebut.

Dalam proses ini, Penanggungjawab Konstruksi Sirkuit Formula E dari Jaya Konstruksi Ari Wibowo mengungkapkan telah menghabiskan puluhan ribu batang kayu galang untuk proses pemadatan tanah. Kayu galang tersebut digunakan untuk proses cerucuk yang berfungsi sebagai proses pemadatan tanah lunak.

Cerucuk merupakan metode pemadatan tanah menggunakan batang kayu. Ketika batang kayu dimasukan ke tanah, kepadatan tanah akan bertambah karena volume kayu.

“Ditusuk dia akan memampat (memadat) ditusuk lagi akan memampat (lagi),” kata Ari.

Selain menggunakan puluhan ribu kayu galang, proyek konstruksi sirkuit Formula E juga menggunakan material bambu. Material bambu ini digunakan untuk melapisi bagian bawah sirkuit agar tanah lunak tempat pembuangan lumpur tidak turun saat lintasan selesai dibangun. Meskipun demikian, penggunaan material bambu ini hanya digunakan di beberapa titik lintasan yang diperlukan penguatan.  

Walaupun penggunaan material bambu ini sempat menuai polemik di tengah masyarakat, penggunaan material bambu ini bukan hal yang baru dalam teknik sipil untuk sebuah pembangunan jalan. Salah satunya adalah Jalan Tol Semarang-Demak yang juga mengaplikasikan penggunaan bambu dalam pembangunannya.

Usai dilakukan pengerasan/pemadatan tanah, pengerjaan lintasan dilanjutkan dengan proses pengaspalan lintasan. Dilansir dari megapolitan.kompas.com, tahap pengaspalan sirkuit sudah mulai dilakukan pada 4 Maret 2022 dan kabarnya telah selesai dikerjakan pada 10 April 2022.

Sumber : Kompas Megapolitan

Direktur Bisnis PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Gunung Kartiko menyebut spesifikasi aspal untuk pembangunan lintasan ajang balap mobil Formula E sama dengan yang digunakan di jalan raya.

“Formula E itu memang tipikalnya balapan di jalan raya, jadi treknya itu city trek. Aspalnya pun aspal jalan raya sebenarnya,” ucapnya di Kantor DPRD DKI, Rabu (16/2/2022).

Maka dari itu, pembangunan lintasan balap mobil listrik ini tak serumit trek MotoGP di Mandalika, Lombok yang memakan waktu cukup lama dengan aspal standar kualitas tinggi.

Kualitas aspal lintasan Formula E pun disebutnya tak jauh beda dengan jalan protokol Sudirman-Thamrin. Meski kualitasnya mirip jalan raya, sirkuit Formula E yang dibangun di Ancol tersebut tetap memenuhi standar FEO (Formula E Operation). Pasalnya, pihak FEO sudah meninjau langsung material aspal dan pembatasan lintasan (barrier) yang disiapkan untuk gelaran Formula E pada Juni 2022 lalu.

Sirkuit yang dibangun di kawasan Ancol, Jakarta Utara ini disebut tak jauh beda dengan lintasan balap Formula E di Diriyah, Arab Saudi dan Meksiko yang juga menggunakan material aspal jalan raya.

Setelah proses pengaspalan, pembangunan kemudian dilanjutkan tahap berikutnya yakni pemasangan paddock atau tempat pit stop, grandstand, pagar, tribune, dan lain-lain.

Kemudian pembangunan sirkuit formula E ini diakhiri dengan pembangunan tahap 3 atau tahap finalisasi yaitu pembangunan temporary structure atau struktur sementara.

Vice President of Infrastructure and General Affairs Formula E – Jakpro Irawan Sucahyono menjelaskan temporary structure atau struktur sementara adalah semua infrastruktur yang dibangun sebagai fasilitas penyelenggaraan balapan, seperti tenda-tenda, termasuk pit box, pit building dan hospitality, dan (tempat duduk penonton).

Sebagai informasi, Sirkuit Formula E Jakarta memiliki total panjang lintasan 2,4 km dengan lebar sirkuit 12 meter dan terdapat 18 tikungan di dalamnya dengan lintasan lurus sepanjang 600 meter.

Sirkuit Formula E yang bernama Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) ini didesain menyerupai bentuk kuda lumping dengan pemandangan Jakarta International Stadium (JIS).

Berita Infografis Lainnya

Back to top button