Progres Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Sudah Tembus 74%, Target Rampung 2026
Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome hingga Manggarai terus menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Progres pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Rute Velodrome-Manggarai dilaporkan telah mencapai 74,37% dengan target penyelesaian dan operasional penuh pada tahun 2026 mendatang.
Direktur Operasi I Waskita Karya, Ari Asmoko mengungkapkan bahwa pekerjaan yang tengah berlangsung saat ini difokuskan pada pembangunan struktur atas serta pemasangan jalur rel (trackwork) yang ditargetkan sudah rampung dan bisa digunakan tahun depan.
Sementara untuk pekerjaan lainnya seperti di Stasiun Rawamangun sudah mencapai tahap finishing.
Kemudian di Stasiun Pramuka BPKP dan Matraman tengah dilakukan pekerjaan arsitektur. Lalu pekerjaan Di Stasiun Pasar Pramuka sedang dilangsungkan pemasangan Precast Prestressed Concrete I (PCI) girder, dan di Stasiun Manggarai sedang fokus pada penyelesaian struktur atas.
Dalam proses pembangunannya, proyek senilai Rp4,1 triliun ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, setelah ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai kontraktor utama melalui proses tender resmi.
Pendanaan proyek tersebut berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke Jakpro yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Dengan progres yang telah berjalan sejauh ini, Waskita Karya optimis dapat menyelesaikan seluruh pembangunan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Jika seluruh konstruksi berjalan sesuai rencana, maka tahun depan bangunan fisik sudah rampung dan siap menjalani tahap uji coba operasional.
Kehadiran LRT Jakarta Fase 1B diharapkan menjadi bagian penting dalam upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperluas jaringan transportasi publik yang terintegrasi.
Jalur ini akan menghubungkan Velodrome Rawamangun dengan Stasiun Manggarai, yang merupakan simpul utama berbagai moda transportasi, mulai dari KRL, MRT, TransJakarta, hingga kereta bandara.
Menurut Ari, keberadaan LRT Jakarta Fase 1B akan memperkuat sistem konektivitas antar moda di Jakarta, memudahkan mobilitas masyarakat, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.
Dengan demikian, proyek ini tidak hanya mendukung efisiensi transportasi perkotaan, tetapi juga berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi dan kemacetan lalu lintas di ibu kota.














