Top ! Bendungan Jragung di Jawa Tengah Dibangun Pakai Teknologi AI

HeadlineNewsTechno & ScienceTop List

Pembangunan infrastruktur di Indonesia terus bergerak maju menuju era digital. Salah satu buktinya terlihat di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, di mana Bendungan Jragung menjadi proyek percontohan penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam konstruksi bendungan nasional.

Dengan luas area mencapai 94 kilometer persegi dan genangan 451 hektare, proyek bendungan ini terpantau masih dalam tahap konstruksi.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman instagram resmi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, progres fisik proyek bendungan tersebut telah mencapai 88 persen dan ditargetkan rampung pada Mei 2026 mendatang.

Penerapan Teknologi AI untuk Efisiensi dan Keselamatan Konstruksi

Di balik pembangunannya, terdapat hal yang unik. Keunikan utama Bendungan Jragung terletak pada penerapan berbagai teknologi berbasis AI dan digital engineering.

Proyek ini mengadopsi sistem Building Information Modeling (BIM) untuk pemantauan progres konstruksi melalui model tiga dimensi yang interaktif dan akurat.

Selain itu, terdapat juga penggunaan SPECTRE, sistem pemantauan berbasis kecerdasan buatan yang mampu menghitung volume galian dan timbunan secara presisi.

Kemudian untuk aspek keselamatan kerja, proyek ini juga dilengkapi dengan SKOPIA Safety yakni sistem pemantauan digital yang memungkinkan pengawasan kondisi lapangan secara real time.

Teknologi tersebut tidak hanya mempercepat proses pembangunan, tetapi juga memastikan kualitas dan keselamatan proyek dapat terjaga dengan standar tinggi.

Dengan model 3D yang terintegrasi, seluruh perkembangan proyek dapat dilihat secara detail dan transparan sehingga menjadi terobosan baru dalam pengawasan proyek infrastruktur besar di Indonesia.

Manfaat Bendungan Jragung

Bendungan Jragung dirancang memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan air dan energi di kawasan utara Jawa Tengah. Setelah beroperasi, bendungan ini nantinya diharapkan mampu mengairi 4.528 hektare sawah yang tersebar di Kabupaten Demak dan Grobogan, sekaligus menyediakan air baku sebesar 1.000 liter per detik bagi kebutuhan masyarakat.

Tak hanya itu, keberadaan bendungan ini juga diperkirakan dapat mengurangi potensi banjir hingga 45 persen, serta menjadi sumber energi hijau melalui dua pembangkit listrik yang terintegrasi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 90 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) 1,4 MW.

Dengan beragam fungsi yang dimilikinya tersebut, Bendungan Jragung tidak hanya berperan sebagai infrastruktur air, tetapi juga menjadi simbol transformasi menuju pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sebagai informasi, Bendungan Jragung mulai dibangun sejak tahun 2021. Proyek ini dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan total nilai investasi Rp3 triliun.

Menurut laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, proyek ini merupakan salah satu program strategis yang bertujuan meningkatkan ketahanan wilayah terhadap risiko banjir dan memperkuat sistem irigasi nasional.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyebut percepatan pembangunan Bendungan Jragung menjadi bagian dari upaya nasional memperkuat infrastruktur pengelolaan sumber daya air.

Dalam keterangannya, Kementerian PU menegaskan bahwa pembangunan ini diharapkan mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, khususnya terhadap ancaman banjir di wilayah tengah Pulau Jawa.

Dengan penerapan inovasi teknologi dan manfaat yang diberikan, Bendungan Jragung menandai langkah besar Indonesia menuju pembangunan infrastruktur cerdas (smart infrastructure).

Tak hanya sekadar proyek fisik, bendungan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan solusi teknologi tinggi yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan.

Back to top button