Tembus Rp17,3 Triliun, Adhi Karya Bidik Tambahan Kontrak Baru Proyek IKN Senilai Rp3,5 Triliun Tahun Ini
PT Adhi Karya Tbk, salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konstruksi ini terus berupaya menambah daftar realisasi proyek baru di tahun 2022.
Terhitung hingga 12 September 2022, Emiten konstruksi berkode saham ADHI ini tercatat telah mengantongi realisasi kontrak baru dengan nilai mencapai Rp 17,3 triliun. Termasuk kontrak baru dari proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang belum lama ini diterima perseroan dengan nilai sebesar Rp1,1 triliun.
Direktur Human Capital dan Sistem Adhi Karya Agus Karianto menjelaskan bahwa pihaknya tercatat telah memperoleh kontrak baru senilai Rp 16,3 triliun per Agustus 2022. Kemudian mendapatkan tambahan kontrak baru dari proyek IKN pada September 2022 dengan nilai sebesar Rp1,1 triliun. Sehingga per 12 September 2022, pihaknya terhitung telah membukukan total realisasi kontrak baru mencapai Rp 17,3 triliun.
Tambahan kontrak baru senilai Rp1,1 triliun tersebut merupakan porsi kontrak yang diperoleh Adhi Karya dalam paket pekerjaan pembangunan Jalan Tol IKN Segmen Karangjoang-KKT Karangjoang dengan total nilai Rp3,4 triliun.
Selain proyek tersebut, Agus menyebut pihaknya sebelumnya juga sudah memegang beberapa proyek lainnya di IKN. Di antaranya yakni pembangunan hunian pekerja dengan nilai kontrak sebesar Rp 557 miliar, dan Kerja sama Operasi (KSO) pembangunan Jembatan Pulau Balang senilai Rp 100 miliar.
Proyek yang diperoleh perseroan tersebut termasuk dalam 19 paket tender proyek IKN yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun ini.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi menyebut pihaknya menargetkan tambahan kontrak baru senilai Rp3 triliun hingga Rp3,5 triliun dari proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Jika melihat dari segi pertumbuhan berdasarkan raihan kontrak baru hingga Juli 2022, Perseroan berhasil merealisasikan kontrak baru sebesar Rp15,9 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 103,7% dibandingkan perolehan kontrak pada Juli 2021 lalu yang sebesar Rp7,8 triliun.
Kontrak baru yang diperoleh, di antaranya proyek Jalan Tol Bawen-Yogyakarta, MRT Jakarta Fase 2A CP 202, Bendungan Jenelata-Gowa, dan Tol Semarang-Demak.
Pembangunan infrastruktur yang masih menjadi bagian proyek prioritas yang dicanangkan Pemerintah di tahun 2023, membuat manajemen yakin bahwa pasar sektor konstruksi ke depan tetap cerah dengan beberapa strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dengan berbagai prospek bisnis yang berkelanjutan.
Selain terus memperbesar pangsa pasar dari proyek konstruksi Pemerintah, Entus menyebut ADHI juga secara selektif menangkap peluang sektor konstruksi lain, seperti memanfaatkan peluang pasar konstruksi sektor perkeretaapian dalam negeri dan regional, memaksimalkan potensi sektor properti ADHI yang memiliki keunikan produk dan layanan, serta menyasar peluang pasar konstruksi yang berbasis sektor lingkungan seiring dengan perhatian yang tinggi terhadap pencapaian SDGs atau Sustainable Development Goals melalui kegiatan Green Economy.
Selain itu, ADHI juga akan melakukan penguatan modal untuk dapat memperbesar kapasitas perusahaan dalam menyelesaikan proyek strategis nasional di samping terus mengupayakan percepatan pembayaran piutang proyek.