Prabowo Akan Bangun Tambak Garam Raksasa di Indonesia Senilai Rp2 Triliun

Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto akan membangun Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Proyek ini akan menjadi tambak garam terbesar pertama di Indonesia yang dibangun dalam rangka mencapai target swasembada garam pada tahun 2027.
Untuk itu, Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono melakukan peninjauan secara langsung ke lokasi pembangunan tambak garam raksasa pada Selasa, 3 Juni 2025.

Kegiatan peninjauan ini dilakukan untuk memastikan kelayakan lokasi, potensi produksi, dan potensi pengembangan industri garam di wilayah tersebut.
Menurut Trenggono, Rote Ndao berpotensi menjadi pusat produksi garam industri nasional karena letak geografisnya yang sejajar dengan kawasan Dampier, Australia sebagai salah satu pusat penghasil garam terbesar di dunia.
Dengan kesamaan posisi lintang, Trenggono optimis kualitas dan kapasitas produksi garam dari Rote Ndao bisa menyamai atau mendekati kapasitas produksi garam Australia.
Selain melakukan peninjauan, Trenggono menyebut Pemerintah juga telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 2 triliun untuk mendukung proyek ini selama periode 2025–2026.
Anggaran tersebut berasal dari alokasi khusus yang diberikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto atau berada di luar pagu anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Berdasarkan informasi yang dikutip dari beberapa sumber, Pengembangan kawasan industri garam ini akan dibagi ke dalam 10 zona berdasarkan kondisi topografi dan morfologi wilayah.
Pembangunan proyek ini akan dilakukan secara bertahap :
- Tahap 1 seluas 1.193 Ha dengan anggaran Rp 749,91 miliar di tahun 2025,
- Tahap 2 seluas 9.541 Ha dengan anggaran Rp 853,11 miliar di tahun 2026
- Tahap 3 seluas 3.135 Ha di tahun 2027.
Adapun untuk pembangunan tahap 1 ditargetkan selesai tahun ini sehingga produksi dapat dimulai pada Maret 2026.
Jika semua berjalan sesuai rencana, total produksi garam nasional bisa mencapai 2,6 juta ton per tahun, dengan estimasi nilai produksi mencapai Rp2,6 triliun.
Selain untuk memenuhi kebutuhan garam nasional, proyek tambak garam raksasa ini juga diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja hingga menyerap 26.600 orang, baik dari sektor hulu maupun hilir industri.