PLTU Jawa 9 & 10 Rampung, Siap Tambah Pasokan Listrik Nasional 6,4 Persen
PT Hutama Karya (Persero) telah menuntaskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 berkapasitas 2×1.000 megawatt (MW) di Suralaya, Cilegon, Banten.
Proyek berskala besar ini dibangun melalui kerja sama operasi (KSO) dengan kontraktor asal Korea Selatan, Doosan Heavy Industry.
Kini, pembangkit listrik raksasa tersebut telah beroperasi penuh dan resmi menyuplai kebutuhan energi bagi masyarakat, khususnya di Pulau Jawa dan Bali. Dengan kapasitas total 2.000 MW, fasilitas ini diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan listrik sekitar 14 hingga 15 juta rumah tangga.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa PLTU Suralaya 9 dan 10 bukan hanya menjadi salah satu pembangkit terbesar di Tanah Air, tetapi juga mengadopsi teknologi modern yang lebih ramah lingkungan.
Menurutnya, energi yang dihasilkan setiap harinya setara dengan kebutuhan gabungan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang.
Unit pertama PLTU mulai mengalirkan listrik ke jaringan nasional pada 4 Maret 2025, disusul unit kedua pada 1 Mei 2025. Kini kedua unit ini telah sepenuhnya tersambung dengan sistem kelistrikan nasional dan memperkuat stabilitas pasokan energi di wilayah Jawa-Bali.
Salah satu keunggulan utama pembangkit ini adalah penggunaan teknologi Ultra Super Critical (USC). Teknologi tersebut memungkinkan penggunaan batubara lebih efisien sehingga menghasilkan emisi lebih rendah.
Selain itu, pembangkit ini juga dilengkapi sistem pengendalian polusi yang komprehensif, mulai dari filter debu yang mampu menyerap hingga 99 persen partikel, pencuci asap untuk mengurangi gas berbahaya, hingga peralatan penurun emisi gas beracun.
Dengan teknologi ini, tingkat polusi yang dilepaskan jauh berada di bawah batas yang ditetapkan pemerintah. Bahkan, desain pembangkit telah dipersiapkan untuk penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di masa depan.
Hadirnya PLTU Jawa 9 dan 10 memberi dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Pasokan listrik nasional meningkat sebesar 6,4 persen, sehingga risiko pemadaman berkurang signifikan. Hal ini mendukung kelancaran aktivitas sehari-hari, mulai dari kegiatan belajar, bekerja, hingga aktivitas rumah tangga.
Dari sisi ekonomi, proyek ini telah menyerap lebih dari 10.000 tenaga kerja selama pembangunan, dengan sekitar 30 persen di antaranya berasal dari masyarakat lokal.
Kemudian keberadaan pembangkit tersebut saat ini juga telah menciptakan lapangan kerja permanen untuk operasional, sekaligus mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah di sekitar Cilegon.
Dengan beroperasinya PLTU Suralaya 9 dan 10, Indonesia tidak hanya memperkuat ketahanan energi nasional, tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap pembangunan infrastruktur strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan stakeholder yang telah mendukung proyek ini, terutama warga Cilegon dan sekitarnya.
Adjib memastikan manfaat pembangkit tersebut kini akan dirasakan seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk listrik yang lebih stabil dan terjangkau, dari lampu rumah tangga hingga peralatan medis canggih di rumah sakit














