Pemerintah Percepat Pembangunan 15 Bendungan Strategis untuk Perkuat Ketahanan Air dan Pangan Nasional

HeadlineNews

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat penyelesaian 15 proyek bendungan yang tengah berjalan (on going) pada tahun anggaran 2025 guna memperkuat ketahanan air dan pangan nasional.

Langkah pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menjamin ketersediaan air irigasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus mendukung program swasembada pangan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya pada pilar Kedaulatan Pangan dan Energi Nasional.

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman Kementerian PU, 15 bendungan yang sedang dibangun tersebut tersebar di berbagai provinsi di antaranya yaitu :

  • Bendungan Tiga Dihaji dan Komering di Sumatera Selatan
  • Bendungan Cibeet dan Cijurey di Jawa Barat
  • Bendungan Bener, Karangnongko, Jragung, dan Cabean di Jawa Tengah
  • Bendungan Bagong di Jawa Timur
  • Bendungan Manikin dan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT)
  • Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan
  • Bendungan Way Apu di Maluku
  • Bendungan Budong-Budong di Sulawesi Barat
  • Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan
  • Bendungan Bulango Ulu di Gorontalo

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menyampaikan bahwa pembangunan bendungan ini harus berjalan beriringan dengan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi di sekitarnya.

Karena menurutnya, keberhasilan proyek bendungan akan bergantung pada sejauh mana saluran konektivitas dan sistem irigasi dapat berfungsi optimal dalam menyalurkan air ke lahan pertanian.

Dengan suplai air yang berkelanjutan, produktivitas pertanian akan meningkat secara signifikan hingga akhirnya turut mendorong kesejahteraan para petani.

Oleh karena itu, Kementerian PU juga memastikan bahwa keterhubungan antara bendungan dan sistem irigasinya terus diperkuat melalui pembangunan saluran primer, sekunder, hingga tersier menuju lahan pertanian.

Saat ini terdapat dua daerah irigasi (DI) yang masih membutuhkan pembangunan saluran konektivitas dari outlet bendungan, yakni DI Budong-Budong di Sulawesi Barat dan DI Way Apu di Maluku, dengan total panjang jaringan sekitar 12,64 kilometer untuk mengairi 400 hektare lahan.

Selain itu, tiga daerah irigasi lainnya yaitu DI Bulango Ulu (Gorontalo), DI Jragung Kompleks (Jawa Tengah), dan DI Komering (Sumatera Selatan) sudah terkoneksi, namun memerlukan pembangunan lanjutan sepanjang 90,67 kilometer untuk melayani 35.339 hektare. Sementara 15 daerah irigasi lainnya membutuhkan rehabilitasi dan peningkatan jaringan sepanjang 210,32 kilometer guna memperkuat layanan irigasi seluas 15.292 hektare.

Pembangunan 15 bendungan ini ditargetkan selesai sebelum tahun 2029, dengan total kebutuhan anggaran mencapai Rp47,84 triliun. Dari proyek-proyek tersebut, potensi layanan irigasi nasional diperkirakan meningkat dari 184.515 hektare menjadi 263.055 hektare, sementara luas tanam akan melonjak dari 277.775 hektare menjadi 483.163 hektare.

Ketersediaan air dari bendungan diproyeksikan mampu mendorong peningkatan produktivitas hasil panen dari 1,4 juta ton menjadi 2,34 juta ton per tahun. Kemudian juga diharapkan dapat meningkatkan Indeks pertanaman (IP) dari 150% menjadi 262%, sehingga memungkinkan petani menanam sampai dua atau tiga kali dalam setahun, dari yang sebelumnya hanya sekali.

Pemerintah optimis percepatan penyelesaian 15 bendungan strategis ini akan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan kemandirian pangan nasional, memperkuat sistem irigasi terpadu, dan menciptakan ketahanan air yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia.

Back to top button