Pemerintah Percepat Konstruksi Bendungan Jenelata Senilai Rp4,15 Triliun untuk Dukung Swasembada Pangan Nasional
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menegaskan komitmennya dalam mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air guna mendukung program swasembada pangan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu langkah strategis yang diambil yaitu melakukan upaya percepatan konstruksi Bendungan Jenelata di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Menteri PUPR Dody Hanggodo menungkapkan bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp4,15 triliun t5ersebut telah mencapai progres 13,9% hingga 23 Juli 2025 dan ditargetkan rampung pada tahun 2028 mendatang.
Dalam pernyataan resminya pada Minggu (27/7/2025), Dody menyampaikan bahwa bendungan ini dirancang memiliki kapasitas tampung air mencapai 223,6 juta meter kubik dengan luas genangan sekitar 1.220 hektare untuk mendukung pengairan irigasi pertanian hingga 25.783 hektare.
Bendungan Jenelata diproyeksikan akan memberikan kontribusi besar terhadap sektor pertanian, khususnya dalam hal penyediaan air irigasi.
Apalagi, Dody menekankan bahwa Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah utama penopang ketahanan pangan nasional.
Oleh karena itu, pembangunan bendungan ini memiliki urgensi tinggi dalam memperkuat posisi provinsi tersebut sebagai lumbung pangan.
Dengan keberadaan Bendungan Jenelata, Kementerian PU memproyeksikan pasokan air irigasi untuk wilayah pertanian di Kabupaten Gowa akan bertambah, sehingga memungkinkan petani untuk meningkatkan frekuensi panen dari satu menjadi dua atau bahkan tiga kali setahun.
Adapun sistem jaringan irigasi teknis yang bersumber dari Bendungan Jenelata akan didistribusikan melalui Daerah Irigasi (DI) Bili-bili seluas 2.443 ha, DI Bissua seluas 12.793 ha, dan DI Kampili seluas 10.547 ha.
Sistem irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan indeks pertanaman hingga mencapai kisaran 276% hingga 300% dengan pola tanam Padi–Padi–Palawija.
Selain berfungsi sebagai irigasi, Bendungan Jenelata juga dirancang untuk memperkuat cadangan suplai air baku di Kabupaten Gowa dan wilayah sekitarnya.
Kemudian bendungan ini juga berpotensi menjadi solusi pengendalian banjir yang efektif hingga 50 tahun ke depan.
Sebab, Bendungan ini memiliki fungsi utama sebagai pengendali banjir Sungai Jenelata dengan menurunkan debit banjir dari 1.800 m³/detik menjadi 686 m³/detik.
Serta membantu mengoptimalkan pengendalian banjir, khususnya di Kota Makassar yang selama ini hanya mengandalkan Bendungan Bili-Bili berkapasitas 375 juta m3.
Sebagai informasi, Dana Pembangunan proyek Bendungan Jenelata bersumber dari kombinasi antara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 15% dan pinjaman luar negeri dari Export-Import Bank of China (Exim Bank China) sebesar 85% dengan total anggaran sebesar Rp4,15 triliun.
Proyek ini telah tercantum dalam alokasi anggaran Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR untuk Tahun Anggaran 2026, sebagai bagian dari upaya penyelesaian 15 proyek bendungan yang telah memasuki tahap konstruksi.
Dengan akselerasi pembangunan Bendungan Jenelata, pemerintah berharap dapat memperkuat fondasi ketahanan pangan, air, dan lingkungan, sekaligus menciptakan kesejahteraan yang lebih merata bagi masyarakat di wilayah timur Indonesia.














