Pembangunan Bendungan Mbay di NTT Capai Progres 80,69% Per Mei 2025

HeadlineNews

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat ini masih terus mempercepat pembangunan Bendungan Mbay di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditargetkan rampung pada bulan Desember 2026 mendatang.

Kementerian PU melaporkan progres konstruksi bendungan tersebut telah mencapai 80,69 persen hingga akhir Mei 2025.

Bendungan Mbay merupakan bagian dari upaya pemerintah mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan dan swasembada air di Indonesia.

Pembangunan infrastruktur sumber daya air seperti bendungan ini memainkan peran penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional karena menjadi sumber utama yang mendistribusikan air melalui sistem irigasi hingga ke lahan pertanian.

Sebagai informasi, Pembangunan Bendungan Mbay telah dimulai pengerjaannya sejak Agustus 2021 oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Kupang.

Proyek bendungan ini dilaksanakan melalui dua paket pekerjaan dengan nilai kontrak sebesar Rp1,62 triliun. Paket I dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk – Bumi Indah (KSO). Sedangkan Paket II dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya.

Bendungan Mbay memiliki kapasitas tampung mencapai 52,89 juta meter kubik dengan luas genangan 499,55 hektare yang bersumber dari Sungai Aesesa.

Dengan kapasitas tampung tersebut, air dari bendungan ini akan mengairi lahan pertanian seluas 6.240 hektare di wilayah Daerah Irigasi (DI) Mbay yang mencakup DI Mbay Kanan seluas 3.835 ha dan DI Mbay Kiri seluas 454 ha serta terdapat potensi pengembangan irigasi tambahan di DI Mbay Kiri seluas 1.951 hektare.

Untuk memastikan suplai air yang optimal ke lahan pertanian, Bendungan ini dilengkapi dengan sistem irigasi yang secara teknis dirancang akan memanfaatkan aliran Sungai Aesesa guna meningkatkan intensitas tanam dan produktivitas pertanian masyarakat setempat tiap tahunnya.

Selain sebagai sumber irigasi, Bendungan ini juga dapat menyuplai air baku sebesar 205 liter/detik bagi masyarakat Kabupaten Nagekeo serta mampu mereduksi potensi banjir Sungai Aesesa hingga 498,85 m³/detik sehingga mengurangi risiko banjir di area seluas 320 hektare

Setelah rampung, Keberadaan bendungan ini diharapkan dapat mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan dan swasembada air di Indonesia.

Back to top button