Pembangunan Bendungan Bagong Dipercepat, Progres Sudah Tembus 77,29%
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) saat ini tengah menggarap proyek pembangunan Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur yang ditargetkan rampung pada tahun 2028 mendatang.
Proyek infrastruktur yang berada tepat di Desa Sengong dan Sumurup atau sekitar 10 kilometer dari pusat kota Kabupaten Trenggalek ini terus dipercepat pembangunannya guna memperkuat ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Adapun untuk progresnya sendiri, pembangunan Bendungan Bagong secara keseluruhan tercatat telah mencapai angka 77,29 persen hingga pekan terakhir Agustus 2025.
Kemudian pembangunan bendungan yang secara kontrak mulai dikerjakan sejak Desember 2018 ini dikerjakan melalui tiga paket pekerjaan dengan rincian progres sebagai berikut :
- Pekerjaan Paket 1 yang mencakup pembangunan bendungan utama telah mencapai progres 80,87 persen.
- Pakerjaan Paket 2 yang mencakup pembangunan bangunan pelimpah dan bangunan pengelak telah rampung 100 persen.
- Sementara itu, Pekerjaan Paket 3 yang mencakup fasilitas operasi dan infrastruktur pendukung masih berjalan dengan progres sebesar 39,39 persen.
Spesifikasi Bendungan beserta Manfaatnya
Bendungan Bagong sendiri dibangun dengan tipe urugan zonal inti tegak setinggi 82 meter dan panjang 678 meter.
Bendungan ini memiliki fungsi utama untuk mengatur aliran Sungai Bagong yang kemudian disalurkan ke daerah irigasi di sekitar Trenggalek.
Dengan kapasitas tampung mencapai 17,40 juta meter kubik, bendungan ini diharapkan menjadi penyangga utama pasokan air bagi Daerah Irigasi Bagong seluas 977 hektare, sekaligus menjadi sumber air baku dan pengendali banjir di wilayah setempat.
Tidak hanya berfungsi sebagai penyedia air dan pengendali banjir, bendungan dengan luas genangan mencapai 73,45 hektare ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata serta mendukung konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Bagong yang memiliki luas 39,95 kilometer persegi.
Setelah pembangunan fisik bendungan selesai, fokus utama pemerintah adalah percepatan pengembangan jaringan irigasi teknis. Langkah ini dinilai penting untuk mendukung produktivitas pertanian serta meningkatkan intensitas masa panen para petani.
Menteri PU, Dody Hanggodo menilai infrastruktur sumber daya air, khususnya bendungan merupakan kunci dalam mewujudkan swasembada pangan. Air yang dialirkan melalui sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier akan secara langsung menopang lahan pertanian.
Harapannya, Bendungan Bagong mampu mengalirkan air ke jaringan irigasi secara kontinu sepanjang tahun. Dengan suplai air yang stabil, risiko gagal panen akibat kekeringan dapat ditekan, terutama saat musim kemarau panjang.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, Muhammad Noor menambahkan bahwa bendungan multifungsi ini juga dirancang untuk menyuplai air baku sebesar 153 liter per detik bagi masyarakat di Kecamatan Trenggalek, Pogalan, dan Bendungan.
Selain itu, keberadaan bendungan diproyeksikan mampu mengurangi debit banjir Sungai Bagong hingga 78,44 persen atau setara dengan luas genangan 85,6 hektare di sejumlah kecamatan terdampak.
Dengan beroperasinya bendungan ini, Noor berharap aliran air irigasi ke sawah – sawah di Trenggalek tetap terjaga. Kondisi ini memungkinkan tanaman padi tetap tumbuh subur meskipun curah hujan berkurang sehingga desa-desa dapat menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani.














