Bendungan Multifungsi Ke-8 di Jatim, Bendungan Bagong Capai Progres Konstruksi 22,59%
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih terus mendorong pembangunan infrastruktur bendungan di berbagai wilayah di Indonesia guna memperkuat ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Salah satu bendungan yang saat ini masih dalam pembangunan adalah Bendungan Bagong di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.
Bendungan Bagong yang terletak di Desa Sumurup dan Sengon dengan jarak sekitar 10 km dari pusat kota Kabupaten Trenggalek ini dilaporkan telah mencapai progres konstruksi sebesar 22,59%.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebut bahwa pembangunan bendungan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya sehingga dapat memberikan manfaat yang nyata mengingat air dari bendungan tersebut nantinya akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.
Bendungan Bagong dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air, dan Kementerian PUPR dengan tujuan utama untuk pengairan irigasi di Kabupaten Trenggalek yang di mana komoditas unggulannya seperti padi dan palawija membutuhkan sumber air irigasi.
Dimulai sejak 27 Desember 2018 sesuai kontrak, pembangunan bendungan multifungsi ini dilaksanakan melalui 2 paket pekerjaan dengan nilai mencapai sekitar Rp1,6 triliun.
Pembangunan Bendungan Bagong Paket I dikerjakan oleh kontraktor PT. Abipraya-PT SACNA (KSO) dengan pekerjaan yang meliputi persiapan, pembangunan akses menuju bendungan dan bendungan utama.
Sedangkan untuk Pembangunan Bendungan Bagong Paket II dikerjakan oleh kontraktor PT PP – PT Jatiwangi (KSO) dengan pekerjaan yang meliputi persiapan, akses jalan OP, bangunan pengelak, bangunan pelimpah, bangunan pengambil, hidromekanikal, dan bangunan fasilitas.
Bendungan Bagong merupakan bendungan tipe Urugan Zonal Inti Tegak dengan tinggi puncak mencapai 82 meter dan panjang 620 meter.
Bendungan ini memiliki kapasitas daya tampung sebesar 17,40 juta m3 yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek seluas 857 hektare (ha).
Dengan luas genangan 73,45 hektare, bendungan tersebut diproyeksikan dapat mendukung kebutuhan air baku di Kecamatan Pogalan, Trenggalek, dan Bendungan sebesar 153 liter/detik serta dapat berfungsi untuk mengurangi debit banjir Sungai Bagong sebesar 78,44% sekaligus menjadi tempat pariwisata dan konservasi DAS Bagong.
Kehadiran Bendungan Bagong nantinya akan menambah daftar jumlah tampungan air di Jawa Timur.
Seperti diketahui, Bendungan Bagong termasuk dalam 8 bendungan di Jawa Timur yang diprogramkan pembangunannya sejak tahun 2015 hingga 2024 mendatang.
Dari 8 bendungan tersebut, Bendungan Bagong akan menjadi bendungan terakhir atau kedelapan yang saat ini tengah dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setelah sebelumnya berhasil merampungkan sebanyak 7 bendungan di Jawa Timur dalam rentang waktu tersebut.
Adapun bendungan yang telah berhasil dirampungkan tersebut yaitu Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Bendungan Tugu di Kabupaten Trenggalek, Bendungan Bendo di Ponorogo, Bendungan Gongseng di Bojonegoro, Bendungan Nipah di Kabupaten Sampang, Bendungan Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi, dan Bendungan Semantok di Kabupaten Nganjuk.