PTPP Teken Kontrak Pembangunan Sekolah Rakyat di Bengkulu Senilai Rp502 Miliar

HeadlineNews

PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) resmi mengantongi kontrak pembangunan Sekolah Rakyat di Provinsi Bengkulu dengan nilai mencapai Rp501,99 miliar. Proyek ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memperluas akses pendidikan berkualitas, khususnya di wilayah yang masih menghadapi keterbatasan sarana pembelajaran.

Penandatanganan kontrak dilakukan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Prasarana Strategis sebagai pemilik pekerjaan. PTPP menargetkan penyelesaian konstruksi dalam waktu 240 hari kalender sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang kemudian dilanjutkan dengan masa pemeliharaan selama 180 hari kalender.

Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, menyampaikan bahwa proyek ini dirancang dengan standar bangunan modern yang mengedepankan aspek keselamatan, kenyamanan, dan keberlanjutan lingkungan. Menurutnya, PTPP menerapkan pendekatan konstruksi terintegrasi yang mencakup penggunaan pondasi tiang pancang, struktur beton bermutu tinggi, sistem mekanikal, elektrikal, dan perpipaan (MEP) yang efisien, serta penataan kawasan yang mendukung aktivitas belajar-mengajar.

Pembangunan Sekolah Rakyat akan dilaksanakan di dua lokasi, yakni Kelurahan Sukarami, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, serta Desa Cucupan, Kecamatan Tetap, Kabupaten Kaur. Kompleks pendidikan ini direncanakan terdiri atas 18 gedung yang dilengkapi berbagai fasilitas penunjang, mulai dari lapangan olahraga, ruang terbuka hijau, lapangan upacara, sistem drainase kawasan, hingga furnitur pendidikan.

Keberadaan fasilitas tersebut diharapkan dapat menjadi pusat pembelajaran yang inklusif bagi generasi muda, terutama di daerah yang selama ini memiliki akses terbatas terhadap pendidikan formal yang memadai.

Di sisi lain, hingga September 2025, PTPP telah membukukan perolehan kontrak baru sebesar Rp16,68 triliun. Dari sisi sumber proyek, kontrak baru tersebut didominasi oleh proyek BUMN sebesar 47%, disusul proyek swasta sebesar 29%, dan proyek pemerintah sebesar 24%.

Berdasarkan segmen usaha, kontribusi terbesar kontrak baru berasal dari sektor gedung dengan porsi 20%, diikuti segmen pertambangan sebesar 18% dan pembangkit listrik sebesar 16%. Sementara itu, segmen pelabuhan serta jalan dan jembatan masing-masing menyumbang 14%.

Sejumlah proyek berskala besar turut menopang capaian kontrak tersebut, di antaranya pembangunan Combined Cycle Power Plant (PLTGU) Batam-1 berkapasitas 120 MW senilai Rp2,68 triliun, proyek New Priok East Access Phase II sebesar Rp2,33 triliun, proyek Itacha 2 – Provision of Procurement and Construction for Haul Road senilai Rp1,93 triliun, serta proyek Tol Kataraja Fase II dengan nilai kontrak mencapai Rp1,36 triliun.

Back to top button