WIKA GEDUNG Akan Tutup Tahun 2025 Dengan Perolehan Proyek Jumbo dan Optimis 2026 Targetkan Kontrak Baru Rp3 Triliun

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) akan menutup tahun 2025 ini dengan proyek jumbo guna mengejar target kontrak di tahun 2025 yang mencapai Rp1,9 triliun .
Adapun realisasinya sendiri saat ini terbilang masih jauh dari target atau baru sekitar Rp116 miliar per Oktober 2025.

Direktur Quality, Health, Safety, Environment & Pemasaran WEGE, Tomo Dwi Hasputro menyebut pihaknya sedang membidik tender besar di Ibu Kota Negara (IKN) dengan total nilai proyek sekitar Rp8 triliun.
Selain tender di IKN, WEGE juga sedang mengincar beberapa proyek lain yang akan diumumkan pada akhir tahun. Salah satunya proyek pembangunan rumah susun di DKI Jakarta, yang memiliki dua paket pekerjaan dengan nilai masing-masing Rp250 miliar.
Kemudian perseroan juga masih menanti hasil tender gedung Otoritas Jasa Keuangan di Medan dan perusahaan BUMN sektor keuangan.
Adapun proyek lainnya yang juga menjadi fokus WEGE adalah pembangunan gedung BUMN sektor kesehatan dengan nilai investasi mencapai Rp1 triliun.

Wika Gedung optimistis target kontrak baru di tahun 2025 dapat tercapai meskipun kebijakan pemerintahan yang baru membuat ada perubahan fokus di sektor konstruksi. Selain itu, adanya efisiensi anggaran juga membuat raihan nilai kontrak WEGE tak sesuai ekspektasi
Optimisme ini didorong oleh sejumlah proses tender proyek yang masih berjalan dan ditargetkan bisa dikantongi di kuartal terakhir tahun ini.
Menurut Tomo, setidaknya ada 6 proyek baru yang tengah berproses dan akan dikantongi di akhir tahun 2025.
Selain menargetkan proyek jumbo untuk mengejar target kontrak baru di tahun ini, WIKA Gedung juga memasang target perolehan nilai kontrak baru hingga Rp 3 triliun pada tahun 2026 mendatang.
WEGE berkomitmen akan terus proaktif dalam mencari dan menangkap berbagai peluang proyek baru ke depannya.

Salah satu peluang yang kini tengah dilirik yaitu rencana perbaikan infrastruktur pondok pesantren (ponpes) di seluruh Indonesia.
Perbaikan tersebut merupakan program pemerintah untuk mencegah terulangnya tragedi serupa seperti yang terjadi di Ponpes Al Khoziny.
Langkah perbaikan ini penting dilakukan karena berdasarkan hasil survei WEGE ke berbagai ponpes di Indonesia sebelumnya ditemukan sejumlah bangunan ponpes yang belum memenuhi standar kelayakan.
Hal ini sejalan dengan harapan Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad yang meminta pemerintah memperhatikan secara khusus kondisi bangunan ponpes yang sudah usang dengan sebuah langkah perbaikan.














