Mulai Digarap Hutama Karya, Konstruksi Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 3 Hadapi Sejumlah Tantangan
PT Hutama Karya telah memulai proyek pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir - Tempino Seksi 3 senilai Rp 2,76 triliun yang ditargetkan rampung pada akhir Juni 2024.
PT Hutama Karya (Persero) atau HK telah memulai proyek pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 3 senilai Rp 2,76 triliun yang ditargetkan rampung pada akhir Juni 2024 mendatang.
Dalam proyek ini, Hutama Karya berkolaborasi dengan dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya lainnya yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT Brantas Abipraya (Persero) melalui skema Kerja Sama Operasi (KSO).
Dimana melalui Kerja Sama Operasi tersebut, Hutama Karya mendapatkan porsi pengerjaan sebesar 60 persen, Wijaya Karya dengan porsi pengerjaan sebesar 25 persen, dan Brantas Abipraya dengan porsi pengerjaan sebesar 15 persen.
Adapun kerja sama ini ditandai dengan adanya penandatanganan kontrak proyek yang dilaksanakan Kementerian PUPR bersama dengan Penyedia Jasa pada 17 Mei 2023 lalu.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menjelaskan bahwa pembangunan proyek ini mencakup pekerjaan penting yang meliputi konstruksi jalan tol sepanjang 14,69 kilometer, metode kerja pile slab sepanjang 0,615 kilometer, serta overpass dan underpass masing-masing sepanjang 0,313 kilometer dan 93 meter.
Tjahjo menyebut pihaknya berkomitmen akan menyelesaikan proyek ini sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Apalagi proses pembebasan lahan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 3 dilaporkan cukup berjalan dengan lancar sehingga progres pembangunannya saat ini masih terus berjalan.
Namun tak dapat dipungkiri, dibalik progresnya yang masih terus berjalan. Pembangunan jalan tol ini rupanya menemukan sejumlah tantangan.
Sejumlah tantangan yang dihadapi dalam proyek ini seperti percepatan pembangunan yang awalnya ditargetkan selesai pada Desember 2024 (20 bulan) menjadi pada akhir Juni 2024 (14 bulan) dan isu desain penanganan tanah lunak di beberapa lokasi dengan menggunakan PVD+Preloading yang membutuhkan waktu tambahan lebih dari 6 bulan.
Meski ada beberapa tantangan dalam pengerjaan proyek, Hutama Karya tetap berupaya mencari solusi terbaik diantaranya seperti melakukan upaya review (tinjauan) desain untuk mencari penanganan tanah lunak yang waktu pelaksanaannya lebih cepat.
Kemudian penetapan lokasi tambahan untuk mengakomodir beberapa lokasi yang Right of Ways (ROW)-nya masih belum memadai.
Bahkan tak hanya itu, proyek ini juga memanfaatkan teknologi modern seperti Teknologi Electrical Density Gauge (EDG) untuk menguji kepadatan tanah, Teknologi Building Information Modelling (BIM) untuk perencanaan yang lebih efisien, Teknologi LiDar untuk pemetaan kontur tanah menggunakan pesawat UAV, serta Teknologi Load Scanner untuk mengukur volume material yang dikirim dengan dump truck.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Hutama Karya Tjahjo Purnomo menyebut tantangan yang dihadapi tersebut tidak menjadi penghalang bagi Hutama Karya untuk menyelesaikan proyek ini dengan tepat waktu dan mutu.
Dengan semua tantangan yang dihadapi, kehadiran jalan tol ini diharapkan tak hanya akan menjadi jalan tol pertama di Provinsi Jambi yang menghubungkan Jambi ke Palembang hingga Lampung.
Namun, Hutama Karya meyakini bahwa pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino Seksi 3 ini juga akan membawa manfaat besar bagi masyarakat seperti peningkatan konektivitas antar daerah, pertumbuhan sektor pariwisata, dan penciptaan lapangan kerja di sekitarnya.
Pasalnya, jalan tol ini nantinya akan terhubung dengan kawasan – kawasan produktif seperti kawasan industri, pariwisata, bandara, dan pelabuhan yang diharapkan juga dapat mengurangi biaya logistik serta meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
Bahkan selain itu, Tjahjo mengungkapkan bahwa jalan tol ini juga merupakan upaya besar Pemerintah yang tak hanya untuk memperkuat infrastruktur transportasi Indonesia, tetapi juga dapat memangkas waktu perjalanan yang semula membutuhkan waktu 4 hingga 5 jam perjalanan menjadi hanya 1,5 jam.
Proyek ini merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang telah mendapat dukungan masyarakat, pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Sehingga diharapkan mampu untuk selesai tepat waktu dan bisa segera dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar khususnya di daerah Pulau Sumatera.