Waskita Karya Update Perkembangan Proyek LRT Fase 1B, Progres Sudah Tembus 57,75%

PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyampaikan perkembangan terbaru dari pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome–Manggarai.
Proyek LRT Jakarta Fase 1B dilaporkan telah mencapai progres konstruksi sebesar 57,75 persen.
Dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Selasa (8/7/2025), Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa Pembangunan LRT Jakarta merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan yang selama ini menjadi tantangan besar di wilayah perkotaan.
Kemacetan ini dinilai dapat menyebabkan kerugian ekonomi dalam kegiatan masyarakat sehari – hari kerena terjadinya peningkatan waktu dan biaya perjalanan yang dikeluarkan untuk transportasi.
Apalagi berdasarkan informasi yang dikutip dari beberapa sumber, Jutaan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya melakukan perjalanan setiap harinya.
Oleh karena itu, Pembangunan LRT Jakarta dianggap sangat penting karena tak hanya menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai.
Tetapi juga diharapkan dapat mendorong minat masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum yang lebih efisien dan ramah lingkungan sehingga mobilitas masyarakat menjadi lebih lancar dan kemacetan dapat berkurang, terutama di daerah yang dilalui LRT.
Hal ini sesuai dengan target Pemprov DKI Jakarta yang mendorong penggunaan transportasi umum dapat terus naik hingga menyentuh 31 persen pada akhir tahun ini sebagai upaya untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan akibat pesatnya peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Namun sepertinya upaya yang dilakukan ini mulai membuahkan hasil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, tren penggunaan transportasi umum terus meningkat dengan jumlah penumpang tercatat mencapai lebih dari 30 juta pada April 2025.
Pemprov DKI Jakarta optimis dapat mencapai target tersebut mengingat kesadaran masyarakat terhadap kondisi lingkungan terus meningkat, sehingga mendorong penggunaan transportasi umum secara lebih masif.
Di tengah upaya percepatan pembangunan, Waskita Karya terus mendorong inovasi untuk efisiensi waktu dan biaya pelaksanaan.
Adapun sejumlah inovasi dalam proyek ini telah membuat Waskita berhasil meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada November 2024.
Penghargaan tersebut diberikan untuk kategori Uji Coba Kereta Layang serta Pembangunan Struktur Stasiun Tercepat.
Salah satu inovasi utama yang diterapkan dalam proyek ini adalah teknologi long span atau bentang panjang.
Teknologi ini berupa incremental lifting steelbox girder, lifting sliding PC-girder, dan traveler launcher cast-in situ balance cantilever, yang secara khusus dirancang untuk memudahkan pekerjaan konstruksi di area jalan raya hingga jalur tol yang padat di Kota Jakarta.
Sehingga metode ini dianggap penting untuk menjaga kelancaran lalu lintas selama proses pembangunan.
Selain itu, proyek ini juga menerapkan teknologi Building Information Modeling (BIM) hingga level 7D. Teknologi ini memungkinkan pemantauan serta pengendalian proyek secara real-time, sekaligus mempermudah maintenance atau proses perawatan saat operasional.
Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) Waskita–Nindya–LRS, yang ditunjuk sebagai kontraktor utama oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pemilik proyek.
Adapun total nilai proyek ini mencapai Rp 4,1 triliun yang bersumber dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) melalui APBD DKI Jakarta.
Dengan berbagai upaya tersebut, proyek LRT Jakarta Fase 1B diharapkan dapat selesai sesuai jadwal dan menjadi tonggak penting dalam modernisasi sistem transportasi publik Jakarta yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi.