Pembangunan Bendungan Bener Capai Progres 60%, Ditargetkan Rampung Tahun 2027

Pembangunan Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang saat ini tengah berlangsung telah menunjukkan adanya kemajuan progres.
Progres pembangunan bendungan tersebut dilaporkan telah mencapai angka 60 persen dan ditargetkan selesai pada tahun 2027 mendatang.
Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Bendungan Bener, Novan Eka Adila menjelaskan bahwa target penyelesaian bendungan ini mengalami kemunduran dari rencana awal yang sebelumnya dijadwalkan rampung pada tahun 2024.
Kemunduran waktu penyelesaian tersebut disebabkan karena proyek Bendungan Bener terkena kebijakan relaksasi dan pemerintah pusat lebih memprioritaskan ketahanan pangan.
Meski mundur dari target awal, Novan menyebut pihaknya berkomitmen untuk terus mempercepat pengerjaan pembangunan agar bisa selesai sesuai target.
Adapun lingkup pekerjaan dalam proyek ini mencakup pekerjaan area river bed, spillway, grouting hingga mengangkut batu andesit dari Desa Wadas.
Sebagai informasi, Bendungan Bener merupakan bendungan multifungsi berkapasitas daya tampung sebesar 92 juta m3 yang memiliki banyak manfaat.
Bendungan ini memiliki manfaat seperti mengairi lahan irigasi seluas 15.519 hektare dan menyuplai air baku untuk keperluan rumah tangga, kota dan industri sebesar 1.500 liter per detik ke 3 Kabupaten (Purworejo, Kebumen dan Kulon Progo termasuk Bandara YIA).
Kemudian juga berpotensi menyuplai energi listrik sebesar 10 MW, mereduksi debit banjir dari 584 m3/detik menjadi 178 m3 per detik pada debit banjir kala ulang 25 tahun (Q25) serta menjadi tempat pariwisata, perikanan dan konservasi DAS Bogowonto di bagian hulu.
Di samping memberikan manfaat bagi masyarakat, Bendungan Bener juga digadang-gadang akan menjadi bendungan tertinggi di Indonesia dengan ketinggian sekitar 169 meter, panjang timbunan 543 meter, dan lebar bawah sekitar 290 meter.
Maka dari itu, tak heran jika bendungan ini dibangun dengan biaya yang fantastis yakni menelan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai lebih dari Rp 4 triliun.
Dan bahkan sebagaimana informasi yang dikutip dari laman LPSE Kementerian PU, pembangunan bendungan tertinggi ini juga melibatkan sejumlah kontraktor BUMN Karya di antaranya yaitu PT Brantas Abipraya (Persero) untuk pekerjaan Paket 1 dan Paket 4, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk untuk pekerjaan Paket 3, PT Waskita (Persero)Tbk untuk pekerjaan Paket 2.