Guna Atasi Kemacetan, Pemprov DKI Akan Bangun Flyover Latumenten di Jakarta Barat Tahun Ini

Kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi di sejumlah perlintasan kereta api di wilayah Jakarta kembali menjadi sorotan.
Pemprov DKI Jakarta didesak untuk segera membangun flyover atau jalan layang di titik-titik perlintasan sebidang yang kerap menimbulkan kemacetan terutama di kawasan padat seperti Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
Menanggapi persoalan tersebut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Bina Marga berencana akan membangun dua flyover di tahun ini untuk mengatasi kemacetan yang disebabkan perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api.
Salah satunya yaitu Flyover Latumenten di Jakarta Barat dengan nilai anggaran mencapai Rp350 miliar.

Rencana pembangunan flyover ini mendapatkan dukungan penuh dari kalangan legislatif seperti Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth yang mendorong agar pembangunan Flyover tersebut bisa segera direalisasikan.
Kenneth mendukung penuh rencana Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta untuk bisa merealisasikan proyek tersebut di tahun ini.
Menurutnya, Proyek flyover ini merupakan langkah positif yang perlu didukung bersama – sama.
Pembangunan ini bukan sekadar membangun proyek infrastruktur biasa, tetapi pembangunan flyover ini juga sekaligus menjawab aspirasi masyarakat yang telah lama mengeluhkan kemacetan kronis di kawasan tersebut.
Pembangunan flyover ini sangat diperlukan untuk mengatasi kemacetan di perlintasan sebidang jalan dan rel kereta api khususnya di daerah Latumenten dan Jalan Satria Raya, Jakarta Barat.
Kemacetan di perlintasan Jalan Latumenten bukan hal baru. Perlintasan di Latumenten sangat aktif dan dianggap sangat mengganggu aktivitas mobilitas pengendara.
Sebab setiap pagi dan sore hari saat kereta melintas, pengendara harus menunggu lama karena palang kereta sering kali tertutup hingga dua kali dalam waktu berdekatan. Waktu tunggu ini bisa mencapai setengah hingga satu jam.
Hal ini membuat antrean kendaraan bisa sampai mengular hingga ratusan kilometer, bahkan tak jarang menyebabkan terhambatnya aktivitas warga dan layanan darurat seperti ambulans atau pemadam kebakaran.
Oleh karena itu, kebutuhan flyover ini menjadi kebutuhan mendesak. Agar dampaknya tidak meluas hingga mengganggu aktivitas ekonomi, Kenneth meminta kepada Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta untuk segera memasukkan proyek ini ke dalam program prioritas pembangunan infrastruktur agar tahun ini bisa langsung dikerjakan.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari kuatbaca.com, Rencana pembangunan flyover ini tidak hanya sebatas satu jalur, tetapi akan dibangun dua arah melewati perlintasan kereta di Latumenten Raya dan Satria Raya.
Sehingga pengendara tidak lagi harus berhenti menunggu kereta lewat, karena jalur kendaraan akan dialihkan ke jalan layang yang melintas di atas rel.
Menurut Kenneth, pembangunan flyover dua arah di jalan Latumenten dan Satria Raya ini merupakan solusi paling efektif untuk mengurai kemacetan dan meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Jika tidak ada halangan, kegiatan pembangunan flyover ini akan dimulai pada bulan Juli tahun 2025, dan ditargetkan selesai di bulan September 2026 mendatang.
Kenneth berharap kehadiran flyover ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan bisa menanggulangi permasalahan macet yang merupakan fokus utama dan program prioritas Gubernur DKI Jakarta Bapak Pramono Anung Wibowo.