Brantas Abipraya Raih Rekor MURI Berkat Bendungan Ciawi, Si Pengendali Banjir & Ikon Wisata
PT Brantas Abipraya (Persero), salah satu perusahaan yang dikenal sebagai Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi terunggul dalam pembangunan bendungan ini masih terus berupaya merampungkan karya infrastruktur sumber daya air buatannya yang disebut sebagai bendungan kering pertama di Indonesia yaitu Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Pembangunan bendungan ini merupakan bentuk komitmen Brantas Abipraya untuk mendukung langkah Pemerintah dalam mengurangi kerentanan DKI Jakarta dari bencana banjir.
Bahkan berkat bendungan ini, Brantas Abipraya mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelaksana pembangunan bendungan kering pertama di Indonesia.
Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya Miftakhul Anas melaporkan bahwa perkembangan terkini dari pembangunan Bendungan Ciawi telah mencapai progress konstruksi sebesar 93 persen.
Bendungan Ciawi memiliki kapasitas daya tampung sebesar 6.05 juta meter kubik dengan area genangan seluas 39,40 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.
Selain sebagai pengendali banjir, bendungan ini juga berpotensi menjadi tempat wisata yang nantinya dapat dikembangkan menjadi ecotourism park atau taman ekowisata dengan memanfaatkan kawasan konservasi pada bendungan.
Pasalnya dalam pembangunan bendungan ini, Brantas Abipraya juga menambahkan spot-spot instagramable untuk swafoto serta menyediakan jogging track untuk masyarakat sekitar atau wisatawan yang ingin berolahraga, ber-jogging sambil menikmati pemandangan cantik bendungan.
Pengoperasian Bendungan Ciawi ini akan berbeda dengan bendungan lain yang di mana bendungan ini akan digenangi air hanya pada saat musim hujan dan akan kembali mengering pada saat musim kemarau.
Guna mengatasi masalah bencana banjir di DKI Jakarta, Bendungan ini nantinya akan berfungsi sebagai penahan laju aliran air saat banjir dari hulu sungai Ciliwung. Sehingga diharapkan pada periode curah hujan tinggi, bendungan ini akan mampu menahan kelebihan air dan mengalirkannya secara terkontrol.
Kehadiran bendungan ciawi ini ditargetkan mampu mengurangi puncak debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 21%. Sekaligus dapat menjadi suatu sistem yang terintegrasi untuk mengendalikan banjir di DKI Jakarta dengan fungsi mereduksi banjir sebesar 11,9 persen debit air di Sungai Ciliwung.
Sebagai informasi, Pembangunan Bendungan Ciawi telah dimulai sejak Desember 2016 silam dengan pengerjaan yang dilakukan secara bertahap. Bendungan ini dibangun oleh PT Brantas Abipraya dan PT. Sacna (KSO) sebagai kontraktor pelaksana dengan nilai kontrak sebesar Rp 798,70 miliar.
Anas berharap keberadaan Bendungan Ciawi sebagai bendungan kering pertama ini dapat menjadi solusi untuk menanggulangi bencana banjir yang rawan terjadi di DKI Jakarta. Sekaligus menjadi bentuk kontribusi Brantas Abipraya dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur nasional khususnya di bidang sumber daya air