Jokowi Bertemu Xi Jinping, Ini Daftar Proyek Raksasa RI Yang Dibiayai China
Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini mengunjungi Negeri Tirai Bambu (China) untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping di gedung tamu kenegaraan Diaoyutai, Beijing pada Selasa, 26 Juli 2022.
Dalam pertemuan tersebut, Kedua pemimpin menyampaikan komitmennya untuk memperkuat kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara maupun kawasan dan dunia.
Mengutip dari laman Setkab pada 26 Juli 2022, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa China adalah mitra strategis komprehensif Indonesia yang mana hubungan kemitraan ini perlu diperkuat dengan adanya kerja sama yang menguntungkan untuk negara maupun kawasan dan dunia.
Perlu diketahui, China selama ini telah menjalin kerja sama di berbagai bidang dengan Indonesia, termasuk kerja sama pembangunan proyek infrastruktur.
Berikut proyek di indonesia yang dibiayai China, yakni diantaranya :
1. Waduk Jatigede
Proyek infrastruktur sumber daya air yang terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini telah direncanakan sejak era Presiden Soekarno. Namun baru direalisasikan pada pemerintahan Presiden SBY pada tahun 2008 dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 31 Agustus 2015.
Proyek yang dibiayai melalui utang pinjaman Bank Exim-China sebesar US$215,62 juta ini memiliki luas mencapai 4.983 hektare yang dapat mengaliri 90.000 hektare khususnya wilayah Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Selain untuk irigasi, Waduk Jatigede juga menjadi pembangkit listrik sumber tenaga PLTS 110 megawatt.
2. Tol Medan – Kualanamu
Tol sepanjang 17,8 kilometer ini menelan biaya Rp 1,347 triliun yang berasal dari Bank Exim China sebesar 90% dan APBN sebesar 10%.
Tol yang mulai dibangun sejak 2012 ini telah diresmikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Kontrak pembangunan jalan tol ini telah ditandatangani pada Desember 2011 dan diharapkan mulai konstruksi awal tahun 2012. Namun jauh diperkiraan, Melansir dari kompas.com disebutkan bahwa Jalan tol ini baru bisa groundbreaking pada 7 November 2012.
3. Kereta Cepat Jakarta – Bandung
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang turut dibiayai oleh China Development Bank (CDB).
Proyek ini memiliki nilai proyek investasi sebesar US$5,573 miliar yang didapatkan tanpa menggunakan APBN dan tanpa jaminan pemerintah. Meskipun demikian, saat ini kabarnya biaya pengerjaan proyek itu membengkak sebesar Rp27,09 triliun.
Untuk menutupi kebutuhan dana tersebut, Presiden Jokowi menerbitkan Perpres No. 93 Tahun 2021 yang mengizinkan penggunaan APBN untuk mendanai pengerjaan proyek oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), konsorsium beberapa BUMN dan perusahaan China Railway.
Investasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung tercatat mencapai US$3,96 miliar atau setara Rp56 triliun. Dimana 60 persen saham dimiliki oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) milik Indonesia dan 40 persen China.
Berdasarkan perhitungan terbaru Lembaga audit internal negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) membenarkan adanya potensi penambahan pembengkakan biaya (cost overrun) atas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Tercatat hingga saat ini nilai cost overrun proyek strategi nasional (PSN) ini mencapai US$1,176 miliar atau setara Rp16,8 triliun. Sementara itu, Pemerintah telah menetapkan suntikan dana dari kas negara untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sebesar Rp4,3 triliun yang menggunakan mekanisme Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2021.