Presiden Prabowo Resmikan PLTA Jatigede dan Puluhan Proyek Tenaga Listrik

HeadlineNews

Setelah dibangun selama 10 tahun lamanya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat kini akhirnya diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin, 20 Januari 2025.

“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini tanggal Januari saya Presiden Republik Indonesia meresmikan proyek strategis ketenagalistrikan 18 provinsi,” ucap Presiden Prabowo sebagaimana informasi yang dikutip dari kanal Youtube Sekretariat Presiden..

Peresmian ini ditandai secara simbolis melalui prosesi penekanan sirine yang dilaksanakan secara langsung oleh Presiden Prabowo bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, serta sederet menteri seperti Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir hingga Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo.

PLTA Jatigede merupakan proyek strategis (PSN) ketenagalistrikan berkapasitas 110 megawatt (MW) yang dibangun sebagai bukti komitmen PLN untuk menghadirkan listrik bersih kepada masyarakat sekaligus upaya meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT).

Dalam pengoperasiannya, PLTA Jatigede akan memanfaatkan pasokan air dari Bendungan Jatigede yang dibangun oleh Kementerian PUPR untuk membangkitkan daya listrik sebesar 2 x 55 MW.

Adapun listrik yang dihasilkan tersebut nantinya akan disalurkan ke sistem kelistrikan Jawa-Bali yang saat ini sudah terkoneksi, sehingga memungkinkan PLTA Jatigede untuk mendistribusikan listrik ke berbagai wilayah di Jawa dan Bali dengan transimisi 150 kv.

Profil Bendungan Jatigede

Waduk atau Bendungan Jatigede yang terletak di Sumedang, Jawa Barat ini dibangun dengan kapasitas daya tampung mencapai 980 juta meter kubik.

Besarnya kapasitas daya tampung yang dimilikinya ini menjadikan Bendungan Jatigede tercatat sebagai bendungan terbesar kedua di Indonesia setelah bendungan Jatiluhur.

Sebagai bendungan kedua terbesar di Indonesia, Bendungan Jatigede memiliki sejumlah manfaat untuk masyarakat di sekitar wilayah Majalengka, Indramayu, Subang, dan Kabupaten Bandung.

Manfaat dari bendungan ini diantaranya yaitu dapat difungsikan untuk menyediakan air baku 3.500 liter/detik, pengendalian banjir di kawasan seluas 14.000 hektare serta mengairi 90.000 hektare lahan produktif di Cirebon, Majalengka, Sumedang dan Indramayu.

Selain itu, bendungan ini juga berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 110 Megawatt (MW) serta menjadi tempat pariwisata dan sarana olahraga air.

Dengan berbagai manfaat yang dimilikinya tersebut, Bendungan Jatigede dianggap berperan penting dalam mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air di tingkat nasional, khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Bendungan Jatigede akan dioptimalkan untuk meningkatkan ketahanan air, pangan, dan energi sesuai misi Astacita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Sejarah Bendungan Jatigede

Melansir informasi dari laman resmi Dinas Arsip Dan Perpustakaan Kabupaten, pembangunan Bendungan Jatigede sebenarnya telah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda.

Namun, rencana pembangunan bendungan tersebut dibatalkan karena mendapatkan penolakan dari warga setempat.

Meski sempat mendapatkan penolakan, rencana pembangunan Bendungan Jatigede tersebut pun akhirnya kembali disuarakan dan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia beberapa puluh tahun kemudian.

Tepat di tahun 1988, desain pembangunan bendungan ini mulai dilakukan dan disambung setelah 20 tahun kemudian pada tahun 2007 dengan proses konstruksi hingga selesai pada tahun 2015.

Dalam proses pembangunannya, konstruksi bendungan ini dikerjakan oleh perusahaan konstruksi bendungan ternama asal Tiongkok, Sinohydro Coop. Ltd bersama empat Badan Usaha Milik Negara yang tergabung dalam Consortium of Indonesian Contractors (CIC) dengan nilai kontrak Rp2,2 triliun (239,5 juta dolar AS).

Adapun empat BUMN yang turut terlibat dalam pembangunan bendungan Jatigede bersama dengan kontraktor Cina tersebut yakni PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, dan PT PP.

Selain bendungan Jatigede, kontraktor asal China tersebut juga membangun proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede berkapasitas 2×55 MW bersama dengan PT Pembangunan Perumahan Tbk.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan atau rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (engineering, procurement, and construction/EPC) pada Jumat, 19 Desember 2014.

Sebagai informasi, PLTA Jatigede sudah diinisiasi sejak zaman Presiden Soekarno yang kemudian groundbreakingnya dilakukan di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2015.

Selain PLTA Jatigede, sederet proyek ketenagalistrikan di 18 provinsi juga akan diresmikan serentak oleh Prabowo.

Proyek yang akan diresmikan ini terdiri dari 26 pembangkit sebesar 3,2 gigawatt, serta 11 transmisi dan gardu induk.

Berikut rincian 26 pembangkit tersebut :

1. PLTA Asahan 3

2. PLTA Asahan 3

3. PLTP Sorik Marapi

4. PLTA Jatigede

5. PLTGU Jawa 1

6. PLTGU Muara Tawar Add On Blok 2,3,4

7. PLTGU Jawa Bali 1 Tambak Lorok

8. PLTS IKN 10 MW

9. PLTU Kalselteng – 2

10. PLTU Kalselteng – 2

11. MPP Sulselbar (BMPP Nusantara #1)

12. PLTU Palu – 3

13. PLTU Palu – 3

14. PLTU Sulut -1

15. PLTM Minihidro Aceh Tersebar

16. PLTBm Sadai Bangka Selatan

17. PLTM Ordi Hulu

18. PLTBm Deli Serdang

19. PLTS Lisdes Pajangan

20. PLTS Lisdes Sadulang Kecil

21. PLTS Lisdes Sapapan

22. PLTS Lisdes Sapangkur Kecil

23. PLTS Lisdes Saur

24. PLTM Koro Yaentu

25. PLTM Dominanga

26. PLTS Lisdes Tanamalala

Kemudian, Berikut rincian 11 proyek transmisi dan gardu induk tersebut :

1. SUTET 275 kV Muara Enim-Gumawang dan GI 150 kV Lampung 1

2. SUTT 150 kV Kendawangan-Marau-Sukamara dan GI 150 kV Sukamara Ext 2LB

3. GI 150 kV Kariangau arah GIS 4 KIPP dan SUTT 150 kV Kariangau-Landing Point GIS 4 KIPP GIS 4 KIPP 150 kV

4. SUTT 150 kV GI Kolaka-PT Antam Pomala dan GI 150 kV Kolaka Ext

5. SUTT 150 kV PLTMG Luwuk -Al Luwuk danGI 150 kV Luwuk

6. SUTT 70 kV GI PL TMG Flores-GI Labuan Bajo dan GI 66 kV Labuan Bajo (2 LB) dan GI 66 KV PLTMG Flores

7. SUTET 500 kV Muara Karang Baru-Durikosambi

8. GITET 500 kV Ampel Boyolali (2×500 MVA), SUTET 500 kV Ampel New/Boyolali Incomer Arah Ungaran dan Pedan Sirkit 1

9. SUTT 150 kV Ampel New/Boyolali Incomer arah Bringin dan Mojosongo Sirkit 1 dan 2

10. SUTT 150 kV Duren Tiga II / Ragunan (GIS)-Depok II Sirkit 1

11. Extension IBT 4 GITET 500 kV Cilegon.

Back to top button