Tiga BUMN Incar Lelang Proyek Jalan Trans Papua segmen Mamberano-Elelim, Nilai Investasi Capai Rp. 3,5 Triliun
Tiga perusahaan BUMN tengah mengincar lelang proyek pembangunan Jalan Trans Papua segmen Mamberano-Elelim dengan nilai investasi mencapai Rp3,5 triliun.
Hal ini terlihat dalam pengumuman hasil prakualifikasi pengadaan badan usaha pelaksana untuk proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha kegiatan pembangunan jalan Trans Papua Jayapura-Wamena Segmen Mamberamo-Elelim pada 26 Januari 2023.
Pada tahapan prakualifikasi lelang tersebut, terdapat tiga peserta yang dinyatakan lulus yakni Konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Hutama Karya Infrastruktur, konsorsium PT Waskita Toll Road dan PT Sarana Multi Infrastruktur serta PT Nindya Karya (Persero).
Merujuk pada Peraturan LKPP Nomor 29 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Penyediaan Infrastruktur Melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Atas Prakarsa Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah, disebutkan bahwa Pelelangan adalah metode pemilihan Badan Usaha Pelaksana yang dilakukan dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) Peserta yang lulus Prakualifikasi.
Dengan demikian, proses pengadaan badan usaha pelaksana proyek KPBU Trans Papua akan dilanjutkan ke tahap pelelangan karena terdapat lebih dari satu peserta yang dinyatakan lulus pada tahap prakualifikasi.
Setelah dilakukan tahap pelelangan nantinya akan dilanjutkan dengan pelaksanaan request for proposal yang akan diinformasikan lebih lanjut.
Pembangunan Jalan Trans Papua ruas Jayapura-Wamena segmen Memberamo-Elelim membutuhkan biaya investasi sebesar Rp3,52 triliun dengan biaya konstruksi sebesar Rp2,61 triliun.
Berdasarkan studi kelayakan proyek, Jalan Mamberamo-Elelim memiliki economic internal rate of return (EIRR) sebesar 24,32 persen dengan masa konsensi 15 tahun yang terdiri atas 2 tahun masa kontruksi dan 13 tahun masa layanan.
Jalan tersebut merupakan akses utama yang nantinya akan menghubungkan Kota Jayapura dengan 8 kabupaten di daerah Pegunungan Tengah Papua serta menjadi bagian penting dari terhubungnya dua Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu PKN Timika dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Jayapura, sekaligus juga membantu mendorong perekonomian di Pegunungan Tengah Provinsi Papua.