Summarecon Agung dan 2 Investor Lainnya Sudah Dapat Letter to Proceed Untuk Investasi Bangun Hunian ASN Senilai Hampir Rp 41 T
Proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur yang saat ini masih terus berjalan diprediksi berpotensi mendatangkan banyak investasi sepanjang tahun ini.
Hal ini diperkuat dengan adanya 59 investor yang sudah menyatakan minat berinvestasi di IKN dan antre menunggu Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) dari pemerintah.
Dari jumlah tersebut, Kepala Otorita IKN Nusantara (OIKN) Bambang Susantono mengungkapkan bahwa tiga investor diantaranya sudah mendapatkan Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) atau letter to proceed dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun perumahan di ibu kota baru.
Ketiga investor tersebut adalah PT Summarecon Agung Tbk, PT Risjadson Brunsfield Nusantara – CCFG Corp (Konsorsium Nusantara), dan Korea Land and Housing Corporation (KLHC).
Summarecon Agung merupakan perusahaan properti terkemuka di indonesia yang didirikan oleh Soetjipto Nagaria ( Liong Sie Tjien) pada tahun 1975 silam. Seorang pengusaha properti lulusan ITB tersebut kini menjabat sebagai chairman di Summarecon Agung Group.
Bisnis Summarecon Agung pun telah menggurita di sejumlah kawasan, mulai dari kawasan Kelapa Gading, Gading Serpong/Summarecon Serpong – Tangerang, Summarecon Bekasi, Summarecon Bandung, dan Bali.
Selain Summarecon Agung, terdapat juga perusahaan lokal lainnya yang menjadi salah satu dari tiga investor tersebut yakni PT Risjadson Brunsfield Nusantara. Risjadson Brunsfield Nusantara adalah kongsi perusahaan milik konglomerasi Risjadson yang didirikan oleh Ibrahim Risjad.
Pengusaha asal Aceh tersebut kini telah meninggal sekitar satu dekade lalu di Singapura. Setelah itu, Bisnis keluarga diwariskan kepada anak-anaknya, dan dikomandoi putra pertamanya bernama Amisjah Risjad.
Dalam dunia konglomerat Indonesia, Ibrahim Risjad termasuk Kelompok Empat (Gang of Four) bersama taipan Liem Sioe Liong, Sudwikatmono, dan Sutanto Djuhar. Adapun kongsi Risjadson, Brunsfield International Group adalah perusahaan penggembang real estate asal Malaysia.
Dengan adanya SIPP yang diperoleh dari pemerintah, Ketiga perusahaan pengembang tersebut kabarnya akan membangun perumahan di IKN dengan komitmen investasi mencapai Rp41 Triliun.
Perumahan yang akan dibangun ini merupakan hunian untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Hankam di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur.
Ketiga perusahaan pengembang berencana membangun sebanyak 15.400 hunian untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Hankam. Hunian diestimasikan mampu menampung kurang lebih 14,500 ASN dan Hankam di 184 tower yang berada di beberapa area seperti Pusat Pelayanan WP1A-1, Pemerintahan Timur WP1A-1, Hunian TNI WP1A-1, dan WP1B Tahap 1.
Namun sebelum membangun, para investor harus lebih dulu menyusun studi kelayakan yang komprehensif dengan mencakup konsep desain, ruang lingkup proyek, dan rekomendasi teknologi yang mengoptimalkan project life cycle cost.
Studi kelayakan ini mencakup kajian teknis, kajian ekonomi dan komersial, kajian lingkungan dan sosial serta kajian lingkungan hidup. Adapun studi kelayakan tersebut nantinya harus diserahkan ke pemerintah paling lambat 6 bulan kemudian.
Bambang melaporkan bahwa saat ini tercatat ada 59 pelaku usaha dari berbagai sektor yang sudah mengirimkan Letter of Intent (LOI) atau menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN. Bahkan, Bambang meyakini jumlah tersebut akan terus bertambah ke depannya.
Adapun sektor – sektor yang menjadi minat para investor sebanyak 59 pelaku usaha tercatat saat ini adalah Sektor Pendidikan (sebanyak 15 LOI), Sektor Infrastruktur dan Utilitas (sebanyak 10 LOI), Sektor Perumahan (sebanyak 8 LOI), Sektor Mixed Use (sebanyak 8 LOI), Sektor Konsultan (sebanyak 6 LOI), Sektor Kesehatan (sebanyak 5 LOI), Sektor Perkantoran Swasta dan BUMN (sebanyak 3 LOI), Sektor Perkantoran Pemerintah (sebanyak 2 LOI) dan Sektor Teknologi (sebanyak 2 LOI).
Proyek dengan nilai investasi mencapai Rp41 triliun tersebut dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Adapun rincian nilai investasinya yakni Summarecon sebesar Rp1,67 triliun, Konsorsium Nusantara sebesar Rp30,8 triliun dan KLHC sebesar Rp8,65 triliun.
Proyek ini ditargetkan rampung pada tahun 2024 mendatang dan mulai beroperasi pada periode Agustus – Desember 2024 atau sekitar 6 bulan setelah Pemilihan Presiden 2024 diselenggarakan.