Wujudkan JAKARTA Jadi Kota Global
WASKITA Terapkan Ragam Inovasi Konstruksi Untuk Pembangunan LRT – 1B (Velodrome – Manggarai)

AdvertorialHeadlineIkutMembangunJakartaNewsTechno & Science

Menjelang usia emas ke-500 tahun, Jakarta terus meningkatkan daya saing untuk memperkuat posisinya di kancah global. Pemprov DKI pun menetapkan visi pembangunan 2025-2029, yaitu menjadikan Jakarta sebagai kota global dan pusat perekonomian yang berdaya saing, berkelanjutan, serta menyejahterakan seluruh warganya.

Upaya besar sedang diarahkan untuk mengantarkan Jakarta masuk top 50 kota besar dunia. Salah satunya adalah keberlanjutan pengembangan dan pembangunan  transportasi publik yang terintegrasi, antara MRT, KRL, TransJakarta (BRT), JakLingko dan tentunya LRT (Light Rail Transit / Lintas Rel Terpadu).  Tujuannya adalah untuk mewujudkan kelancaran mobilitas masyarakat yang efisien dan terjangkau.

Kota Jakarta telah memiliki 2 (dua) sistem LRT, yaitu LRT-JABODEBEK yang dikelola oleh PT. Kereta Api Indonesia dengan lintasan layanan melalui wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. Yang kedua adalah LRT JAKARTA yang dimiliki oleh Pemeritah Provinsi DKI Jakarta, dengan pengelolaan oleh PT Jakarta Propertindo melalui anak usahanya PT LRT Jakarta, dengan rute layanan hanya didalam wilayah kota Jakarta.

Sumber foto : lrtjakarta.co.id

LRT JAKARTA  tahap pertama yang telah beroperasi penuh sejak 1 Desember 2019 adalah LRT Fase-1A sepanjang 5,8 Km. Melintasi 6 stasiun, yaitu  St. Pegangsaan Dua, St. Boulevard Utara, St. Boulevard Selatan, St. Pulomas, St. Equestrian, & St. Velodrome. Dalam catatanya LRT Fase-1A  ground breaking pada 22 Juni 2016.

Setelah LRT Fase 1A beroperasi, pemerintah melanjutkan pembangunan LRT Fase 1B rute Stasiun Velodrome (Jakarta Timur) – Stasiun Manggarai (Jakarta Selatan). Pelaksanaan Ground Breaking dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2023 oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Pj. Gubernur DKI Jakarta saat itu, Heru Budi Hartono, di kawasan Velodrome – Jakarta Timur. 

Proyek LRT fase 1B menghubungkan Stasiun LRT Velodrome hingga Stasiun LRT Manggarai dengan panjang jalur 6,4 km. Terdapat 5 stasiun pada proyek LRT Jakarta Phase 1B yaitu stasiun Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman dan Stasiun Manggarai

Kontraktor Pelaksanaan pembangunan lintasan LRT Fase 1B ini telah dipercayakan oleh PT Jakarta Propertindo (Perseroda) selaku pemilik (penugasan dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta), kepada Konsorsiun Waskita Nindya LRS, yang dibentuk oleh  PT. Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai pemimpin konsorsium, bersama PT. Nindya Karya, dan PT. LEN Railway System. Jenis kontrak dari pekerjaan ini adalah Design and Build dengan nilai kontrak mencapai Rp. 4,1 Triliun lebih.

Adapun yang menjadi lingkup pekerjaan pembangunan prasarana LRT fase 1B ini meliputi : pekerjaan Civil, Structure, Architectural, MEP, System and  Signaling, System Engineering dan Independen Verificator. Proses konstruksi direncanakan dalam waktu 1.080 hari kalender dan ditargetkan selesai pada tanggal 30 Agustus 2026. Dilanjutkan dengan waktu pemeliharaan selama 720 hari kalender

PT. Waskita Karya (Persero) Tbk., sebagai lead (koordinator) konsorsium optimis dapat menyelesaikan seluruh lingkup pekerjaan yang telah dipercayakan dengan Tepat Waktu dan Tepat Mutu/Kualitas. Disampaikan oleh Ir. Paulus Budi Kartiko, selaku Ketua Dewan Direksi Konsorsiun “Waskita Nindya LRS”, yang juga sebagai SVP Divisi Operasi 1 WASKITA, bahwa “optimisme ini tentunya atas dasar akumulasi kemampuan dan pengalaman perusahaan yang telah teruji dibidang konstruksi hingga mencapai usia > lebih dari 64 tahun berkarya membangun Indonesia, baik gedung bertingkat tinggi, infrastruktur jalan & jalan tol, jembatan bentang pajang, flyover & underpass, bandar udara, dermaga & pelabuhan dan banyak bangunan monumental di Jakarta bagian dari jejak karya Waskita, termasuk gedung Wisma Danantara”.

Untuk mewujudkan target pelaksanaan konstruksi yang telah ditetapkan tersebut, Erwin Martoras Parulian sebagai Project Manager (PM) Proyek LRT 1B telah menyiapkan struktur organisasi proyek yang solid, dibantu oleh Deputi PM Perencanaan & Deputi PM System, serta didukung oleh para tenaga ahli berpengalaman. Erwin menggunakan strategi pembagian zona kerja pada keseluruhan lintasan konstruksi LRT 1B sepanjang 6.4 Km,  untuk meningkatkan fokus dan memudahkan pemantauan progres pekerjaan.

Zona 1 meliputi area kerja mulai dari stasiun Velodrome sampai underpass Pramuka. Zona 2 meliputi area kerja dari underpass Pramuka sampai Stasiun Integrasi Manggarai/Pasar Rumput. Dan Zona System adalah Lingkup Pekerjaan System. Dalam keseluruhan pekerjaan konstruksi Erwin juga selalu menekankan pentingnya pemahaman dan kepatuhan terhadap budaya K3L (Kesehatan, Keselamatan Kerja & Lingkungan), mengingat lingkungan kerja yang berada di wilayah lalu lintas aktif hampir 20 Jam dilewati masyarakat setiap harinya.

Konstruksi lintasan LRT Fase 1B (Stasiun Velodrome – Stasiun Manggarai) keseluruhanya dibuat melayang diatas jalan eksisting yang selalu dilalui beragam jenis kendaraan.

Pembangunan konstruksi lintasan melayang ini, meliputi tahapan pekerjaan pondasi Bore Pile, Pile Cap (Kepala Pondasi), Pier (Tiang Jembatan), Pier Head, Pemasangan Girder (Beton Precast & Steel Box), Slabdeck (Lantai Lintasan) dan Dinding Parapet (pembatas kiri-kanan).  Dan selanjutnya pekerjaan pemasangan  rel lintasan, pekerjaan arsitektural dan MEP dan sistem sinyal, termasuk pembangunan 5 (lima) stasiun sebagai lokasi naik dan turun penumpang nantinya

Pembangunan konstruksi LRT Jakarta Fase 1B memliki kebutuhan material dalam jumlah yang besar.  Pekerjaa utama dan material inti yang diperlukan diantaranya adalah jumlah titik Bore Pile mencapai  995 titik dan diameter Bore Pile terbesar dengan ukuran  1,8 meter, dengan total panjang Bore Pile = 50.649 meter. Dengan rute lintasan yang panjang, tentunya proyek ini akan menemui beragam kondisi struktur tanah dibawah permukaan jalan, sehingga akan mempengaruhi kedalaman pondasi yang harus disiapkan untuk menopak kokoh tiang LRT yang berdiri diatasnya, adapun pondasi  terdalam ada pada pier/tiang nomor P-117-B dengan kedalaman 70 meter, separuh dari tinggi Monumen Nasional (MONAS) – Jakarta.

Kemudian jumlah PCI Girder sebanyak  869 batang , dengan PCI Girder terpanjang bentang 17 meter. Adapun kebutuhan PCU Girder sejumlah 246 batang, dengan PCU Girder terpanjang ada di bentang  38 meter. Kebutuhan 19.500 pcs sleeper precast dan lebih dari 10.500 m3 beton readymix. Kebutuhan SBG (steel box girder) sejumlah 17 bentang , dengan SBG terpanjang bentang 115 meter, yang akan ditempatkan  di atas track kereta KA Manggarai.  Material dengan berat bobot mencapai ratusan ton tentunya membutuhkan beragam jenis alat berat dan truk pengangkut yang memiliki kapasitas besar. Salah satunya adalah penggunaan Mobile Crane dengan kemampuan angkat mencapai berat 550 ton.

Selain tahapan pekerjaan tesebut, Waskita Nindya LRS KSO juga menghadirkan inovasi metode konstruksi untuk pekerjaan di daerah yang khusus. Ada area perlintasan Tol Wiyoto Wiyono yang selalu aktif dan lalu lintas padat hampir selama 24 jam, akan menggunakan metode “Balanced Cantilever” dengan bentang maksimum sepanjang 120 meter. Dan pada area perlintasan KRL (Kereta Rel Listrik)  Double Double Track – Manggarai, Jakarta Selatan yang akan menggunakan metode “Incremental Launching” dengan bentang maksimum sepanjang 115 meter.

Teknologi BIM (Building Information Modeling) sampai level 7D juga digunakan pada pelaksanaan konstruksi LRT Fase 1B, untuk memonitor progress dan meningkatkan akurasi proyek. Teknologi BIM sangat berperan untuk memastikan kesesuaian kualitas pekerjaan dengan perencanaan awal dan menjadi bank data proyek secara menyeluruh, sehingga mendukung percepatan penyelesaian pekerajaan.

Pembangunan LRT Fase 1B ini juga menghadirkan peran PMC (Project Management Consulting) Services atau Penasehat Manajer Konstruksi, yaitu konsorsium OCG-OJD Join Operation. Dipimpin oleh Oriental Consultant Global Co.Ltd yang berkantor pusat di Jepang, serta bersama PT Oriental Consultant Indonesia, PT. Jaya CM, dan PT. Dardela Yasa Guna.  PMC bertanggung jawab untuk mengelola dan mengawasi proses konstruksi untuk memastikan proyek berjalan sesuai spesifikasi teknis, jadwal, anggaran, dan standar keselamatan yang ditetapkan.

PT. Waskita Karya (Pesero) Tbk pada halaman resmi instagramnya baru saja merilis info terbaru progres pengerjaan proyek LRT Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome – Manggarai sejauh 6,4 kilometer,  sudah mencapai 65,75 persen pada periode 26 Agustus 2025.

Sejumlah pekerjaan besar tengah berlangsung di lima stasiun yang dibangun di proyek LRT Fase 1B ini. Perinciannya, pekerjaan erection PCI girder di Stasiun BPKP Pramuka dan Matraman. Sementara di Stasiun Rawamangun sedang berjalan pekerjaan arsitektural dan sistem MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing). Sementara untuk dua stasiun lainnya, Stasiun Pasar Pramuka dan Stasiun Manggarai sedang berlangsung pekerjaan pier dan pier head.

Lebih lanjut, untuk pekerjaan jalur layang di ruas Tol Wiyoto Wiyono, proses bore pile, pile cap, dan pier telah selesai. Saat ini tengah berlangsung pemasangan pier head serta “form traveller” untuk segmen bentang panjang box girder. Di kawasan Jalan Pramuka, sebagian besar pier rampung dan sedang dilanjutkan dengan erection girder, pengecoran slabdeck, dan pembangunan dinding parapet.

Progres signifikan juga tampak di flyover Pramuka dan Jalan Tambak. Di flyover, pembangunan bore pile hingga pier head tengah berlangsung, sementara di Jalan Tambak dilanjutkan ke tahap pengecoran slabdeck dan dinding parapet.

Salah satu tantangan dalam konstruksi LRT Fase 1B yang telah berhasil mencapai 4.791.553 jam kerja (Zero Accident) ini adalah pekerjaan konstruksi di area padat, seperti Manggarai dan Matraman. Utamanya, dalam meminimalisir dampak terhadap pemukiman dan juga lalu lintas sekitar, khususnya juga dalam keselamatan kerja. Untuk itu pihak pelaksana selalu berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, terutamanya Kementerian PU, Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan,  BBWS Ciliwung – Cisadane, Dinas Sumber Daya Air, Distamhut DKI Jakarta, dan tentunya aparat Kepolisian untuk penanganan dan pengarahan Lalu lintas masyarakat, sehingga semua dapat berjalan lancar.

sumber foto : wapresri.go.id

Selama perjalanan waktu sejak awal ground breaking hingga progress saat ini yang sangat signifikan, proyek konstruksi LRT Fase 1B, juga telah mendapatkan banyak perhatian positif dan penghargaan.  Kunjungan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, pada tanggal 22 Oktober 2024. Tinjauan Lapangan dari KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan) Kementerian Pekerjaan Umum pada tanggal 29 Oktober 2024. Dan yang sangat membanggakan Proyek LRT Fase 1B berhasil memecahkan 2 Rekor MURI, yaitu untuk prestasi MURI-1 (REKOR Test Track Tercepat) , MURI-2 (REKOR Pembangunan Stasiun LRT Tercepat).

Proyek LRT Fase 1B ini adalah langkah nyata Jakarta menuju kota global yang efisien dan ramah lingkungan. Dari kemacetan ke konektivitas, dari polusi menuju keberlanjutan.

Back to top button