WASKITA Bangun Gedung GIK UGM Yang Miliki Bentuk Unik Dengan Menerapkan Green Construction (PART – 2)

HeadlineNewsTechno & ScienceTop List

Keberhasilan pemanfaatan teknologi Building Information Modeling (BIM) dalam Pembangunan Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM telah mencuri perhatian di tengah perkembangan dunia konstruksi yang semakin modern.

Dengan memanfaatkan teknologi BIM, Gedung GIK UGM yang menjadi Super Creative Hub terbesar di Asia Tenggara ini berhasil diselesaikan tepat waktu sebagaimana informasi yang dirilis pada artikel berita sebelumnya melalui link berikut ini :

Adapun kesuksesan pemanfaatan teknologi BIM pada fasilitas super kreatif ini telah mendorong Topkonstruksi.com untuk kembali mengulas lebih lanjut seputar pembangunan GIK UGM.

Pada kesempatan kali ini, Topkonstruksi.com akan membahas tentang keberhasilan WASKITA yang telah membangun bentuk unik Gedung GIK UGM dengan menerapkan inovasi Green Construction.

UPAYA WASKITA UNTUK GIK UGM SEBAGAI GEDUNG HIJAU UTAMA

Pada saat melakukan pengerjaan, Gelanggang kreatif ini, menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan, serta sangat memperhatikan kualitas udara di sekitar area gedung dan melakukan manajemen limbah bangunan untuk mengatur siklus alur limbah dalam upaya menerapkan Green Construction untuk mewujudkan GIK UGM menjadi Bangunan Gedung Hijau.

ARTI BANGUNAN GEDUNG HIJAU

Bangunan Gedung Hijau adalah bangunan gedung yang memenuhi Standar Teknis Bangunan Gedung, wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas/di dalam tanah atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

Bangunan Gedung Hijau memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip Bangunan Gedung Hijau sesuai dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.

Gedung GIK UGM sudah dirancang dan direncanakan oleh WASKITA agar dapat memenuhi standar Bangunan Gedung Hijau Utama. Dari sisi perencanaan tersebut, terdapat 7 parameter yang di upayakan yaitu:

  1. Pengelolaan Tapak
  2. Efisiensi Penggunaan Energi
  3. Efisiensi Penggunaan Air
  4. Kualitas Udara Dalam Ruangan
  5. Material Ramah Lingkungan
  6. Pengelolaan Sampah
  7. Pengelolaan Air Limbah
“Sejalan dengan pesan dan arahan dari Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono terhadap Pembangunan Gedung GIK UGM untuk memperbanyak bahan material yang berasal dari alam dan memperhatikan kualitas saat pengerjaan. “Mohon kepada para pelaksana untuk memperbanyak unsur alam, seperti bebatuan, kayu, ataupun tanaman penghijau. Perhatikan kualitas pekerjaannya, rapi saja tidak cukup, jangan lupakan unsur estetika di dalamnya” pesan Basuki Hadimuljono, Menteri PUPR saat meninjau pembangunan GIK UGM, Rabu (25/10/2023).

INOVASI GREEN CONSTRUCTION GIK UGM

Untuk menghadirkan inovasi Green Construction dan menjadikan GIK UGM sebagai Bangunan Gedung Hijau Utama, WASKITA melaksanakan 3 parameter pelaksanaan penting pada pembangunan Gedung GIK UGM yaitu:

1. Proses Konstruksi Hijau

  • Manajemen Perencanaan dan Evaluasi yang Reliable
  • Improvement
  • Pengelolaan Peralatan yang Efisien
  • Keselamatan Manusia dan Lingkungan
  • Simulasi Perhitungan Dan Pengurangan Limbah Konstruksi
  • Penilaian Sampah Konstruksi
  • Penyediaan Sarana Khusus limbah B3
  • Monitoring Pengeluaran Sampah
  • Menunjukkan Upaya 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle)
  • Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Hujan
  • Pengelolaan Sumber Air Baku
  • Manajemen Energi dan sistem kelistrikan

2. Perilaku Hijau

  • Mitigasi Risiko Kecelakaan Kerja
  • Kesehatan, Kenyamanan dan Housekeeping
  • Perhitungan Potensi Dampak Lingkungan
  • Budaya Green Policy
  • Tingkat Komponen Dalam Negeri

3. Rantai Pasok

  • Penggunaan Bahan Baku Material Ramah Lingkungan
  • Pengiriman dan Pemanfaatan Material Secara Tepat.
  • Pemilihan Pemasok dan Subkontraktor
  • Konservasi Energi

Melanjutkan pesan dan arahan Menteri PUPR, Senior Vice President (SVP)  Divisi Gedung PT. Waskita Karya (Persero), Tbk Paulus Budi Kartiko, juga memberi pesan tambahan, khususnya untuk seluruh insan Waskita bahwa

“Apapun yang kalian lakukan, kerjakanlah dengan segenap hatimu, seperti bekerja untuk Tuhan, bukan untuk manusia.” Dalam hal ini, Waskita Karya juga berkomitmen terus menghadirkan inovasi sebagai solusi untuk selalu mewujudkan karya konstruksi yang berkualitas.

MATERIAL DOMINAN GEDUNG GIK UGM

Untuk pekerjaan struktur hampir keseluruhan Gedung menggunakan material beton bertulang dengan total volume lebih kurang 41 ribu m3.  Dan beberapa lingkup pekerjaan subkontraktor spesialis, yaitu pekerjaan struktur baja, pekerjaan plafond, pekerjaan bekisting & pekerjaan waterproofing.

Untuk tampilan bangunan perencana menggunakan konsep monokrom yakni degradasi tone warna hitam, yang didominasi oleh material kaca (Curtain Wall). Adapun material kaca yang digunakan adalah jenis Low-E yang mampu mengurangi penyerapan panas kedalam bangunan. Penggunaan material tersebut berkaitan dengan pemenuhan persyaratan GIK UGM menjadi Bangunan Gedung Hijau Utama.

Sementara untuk material finishing perencana mengutamakan penggunaan material alam antara lain batu andesit, kayu jati dan kayu ulin. Terdapat pula penggunaan GRC pracetak sebagai element dekoratif baik pada eksterior ataupun interior.

Secara desain dapat dikatakan Gedung GIK memilik bentuk yang unik beranalogi pada alam yakni menyerupai perbukitan. Tentunya hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi kontraktor untuk dapat mewujudkannya sesuai harapan perencana, dan tentunya harus memiliki kekuatan struktur yang mumpuni.

Tidak kalah penting dari material lain, untuk mewujudkan bentuk gedung yang unik, dan mempunyai daya tahan serta kualitas gedung yang mumpuni, perlu memerlukan beberapa langkah diawal.

Salah satunya, harus mencetak struktur bangunan menggunakan bekisting, agar sesuai dengan desain yang direncanakan.

Secara arti, Bekisting merupakan sebuah struktur temporary yang digunakan dalam proses konstruksi bangunan untuk membentuk beton dalam bentuk yang diinginkan sebelum beton mengeras sepenuhnya. 

Secara sederhana, bekisting adalah kerangka atau cetakan yang menahan beton selama proses pengecoran. Bekisting biasanya terbuat dari bahan seperti kayu, logam, atau plastik, dan dirancang untuk menahan tekanan beton dan memberikan bentuk yang diinginkan pada elemen beton, seperti dinding, kolom, balok, atau pelat.

Selain memberikan bentuk pada beton, bekisting juga berperan dalam menjaga keakuratan dimensi dan permukaan beton yang dicor. Bekisting harus dirancang dengan teliti dan dipasang dengan kuat agar mampu menahan tekanan beton serta memberikan hasil yang presisi sesuai dengan desain yang diinginkan. 

Dalam proses konstruksi, bekisting umumnya dipasang sebelum pengecoran beton dimulai dan kemudian dilepas setelah beton mengeras sepenuhnya, meninggalkan permukaan beton yang halus dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Fungsi utama dari bekisting dalam konstruksi bangunan adalah memberikan bentuk pada beton sehingga dapat mengeras menjadi struktur yang diinginkan. Tanpa bekisting, beton akan cenderung mengalir bebas dan tidak akan dapat mempertahankan bentuk atau dimensi yang diinginkan. Dengan menggunakan bekisting, beton dapat dicor dalam bentuk dinding, kolom, balok, atau pelat sesuai dengan desain yang telah direncanakan.

Selain memberikan bentuk, bekisting juga bertindak sebagai penopang yang menahan tekanan beton selama proses pengecoran. Hal ini penting untuk memastikan bahwa beton tetap berada dalam posisi yang diinginkan dan tidak terjadi pergeseran atau deformasi selama proses pengeringan. 

Oleh karena itu, bekisting harus dirancang dengan kekuatan dan stabilitas yang memadai agar mampu menahan beban beton dengan aman dan memberikan hasil akhir yang sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan.

WASKITA mempercayakan salah satu sub kontraktor spesialisasi bekisting/formwork (bekisting kayu, bekisting besi, slipform) yang sudah berpengalaman selama lebih dari 30 tahun mengerjakan berbagai pembangunan infrastruktur dan gedung berskala besar di seluruh Indonesia adalah CV. SEJAHTERA MANDIRI.

Dalam berbagai proyek konstruksi yang dipercayakan, CV. SEJAHTERA MANDIRI dalam pekerjaan bekisting juga menggunakan teknologi terkini dan sudah dipercaya oleh banyak kontraktor BUMN Karya maupun swasta karena mengutamakan integritas, keamanan, inovasi, dan kepuasan pelanggan.

CV. SEJAHTERA MANDIRI berkomitmen untuk beroperasi dengan standar tertinggi dalam hal kualitas, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan.

Selain turut serta dalam proyek konstruksi pembangunan gedung GIK UGM, CV. SEJAHTERA MANDIRI sudah banyak membuat pembangunan proyek konstruksi berskala besar. CV. SEJAHTERA MANDIRI saat ini juga banyak terlibat pada pengerjaan proyek-proyek strategis di IKN.

Dalam berbagai proyek konstruksi yang dipercayakan, CV. SEJAHTERA MANDIRI dalam pekerjaan bekisting juga menggunakan teknologi terkini dan sudah dipercaya oleh banyak kontraktor BUMN Karya maupun swasta karena mengutamakan integritas, keamanan, inovasi, dan kepuasan pelanggan. CV. SEJAHTERA MANDIRI berkomitmen untuk beroperasi dengan standar tertinggi dalam hal kualitas, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan.

Selain turut serta dalam proyek konstruksi pembangunan gedung GIK UGM, CV. SEJAHTERA MANDIRI sudah banyak membuat pembangunan proyek konstruksi berskala besar. CV. SEJAHTERA MANDIRI saat ini juga banyak terlibat pada pengerjaan proyek-proyek strategis di IKN.

Sebagaimana diketahui, Gedung Gelanggang Inovasi dan Kreativitas – Universitas Gadjah Mada, selanjutnya dikenal sebagai Gedung “GIK-UGM” adalah Super Creative Hub terbesar di Asia Tenggara yang berada di area gerbang pintu masuk kampus UGM.

Pada tanggal 5 April 2024, pelaksanaan konstruksinya telah diselesaikan 100% dengan baik oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk – PT Amarta Karya (Persero) KSO, sebagai kontraktor utama pemenang lelang yang ditetapkan oleh Kementerian PUPR, dengan dengan total nilai kontrak pekerjaan konstruksi senilai Rp607,3 miliar untuk waktu penyelesaian 600 hari kalender.

Kawasan GIK-UGM dibangun di lahan seluas 50.071,72 m 2 yang terletak di sisi barat Jalan Pancasila, dengan tapak bangunan seluas 26.032,74m 2 . Pembangunan gedung GIK UGM merupakan pekerjaan konstruksi baru yang meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, elektrikal, mekanikal, plumbing, lansekap, dan signage.

Back to top button