Jawab Tantangan Transisi Energi, PLN Resmikan Operasional Pabrik Hidrogen Hijau Pertama di Indonesia
PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PLN Nusantara Power (PLN NP) resmikan operasional Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia.
PLN Nusantara Power (PLN NP), subholding PT PLN (Persero) yang bergerak di bidang pembangkitan tenaga listrik ini telah meresmikan operasional Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara pada Senin, 9 Oktober 2023.
Pabrik hidrogen hijau yang dikembangkan oleh PLN melalui anak usahanya ini sepenuhnya menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diklaim mampu memproduksi 51 ton hidrogen per tahun.
Mengutip press release PLN dalam laman website resminya, Green hydrogen (hidrogen hijau) merupakan sumber energi ramah lingkungan yang hanya mengeluarkan uap air tanpa meninggalkan residu di udara atau meningkatkan emisi karbon gas rumah kaca.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi menjelaskan hidrogen hijau merupakan bahan bakar alternatif masa depan yang sekaligus menjadi salah satu pilar utama dalam transisi energi guna mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 mendatang.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa GHP ini merupakan hasil inovasi PLN yang akan menjadi salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan transisi energi.
Oleh karena itu, Darmawan menyebut pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi ini agar dapat mendorong hidrogen hijau berkembang di Indonesia.
Melalui GHP ini, PLN mampu memproduksi 51 ton hidrogen hijau per tahun yang diharapkan tak hanya dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan energi PLN, tetapi juga dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi.
Pasalnya menurut Darmawan, masa depan transportasi tidak hanya mengarah ke kendaraan listrik, tetapi juga mengarah ke penggunaan hidrogen sebagai sumber energi.
Dari total produksi hidrogen yang mencapai 51 ton per tahun, sebanyak 43 ton dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan 147 mobil yang menempuh jarak 100 km setiap harinya
Darmawan dalam keterangan resminya menyebut hal ini berarti penggunaan green hydrogen dapat mengurangi emisi sebanyak 1.920 ton CO2e per tahun.
Selain untuk kendaraan, Green hydrogen juga dapat dimanfaatkan pada sektor industri seperti pembuatan baja, produksi beton, serta pembuatan bahan kimia dan pupuk.
Bahkan tak hanya itu, green hydrogen juga dapat memudahkan sektor industri yang sulit melakukan elektrifikasi seperti industri baja, penerbangan, kendaraan berat, dan perkapalan.
Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah berharap peresmian hidrogen hijau pertama di Indonesia ini dapat menjadi pionir dan memicu munculnya green hydrogen di Indonesia.
Apalagi indonesia disebut memiliki peluang besar dalam pengembangan green hydrogen sehingga pengembangan teknologi ini harus terus dilakukan seperti membangun storagenya untuk kebutuhan hidrogen hijau.
Sebagai informasi, Hidrogen hijau tersebut diproduksi melalui Green Hydrogen Plant (GHP) besutan PLN Nusantara Power dengan menggunakan sumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terdapat di area PLTGU Muara Karang.
Selain dihasilkan dari PLTS, hidrogen hijau ini juga berasal dari pembelian Renewable Energy Certificate (REC) yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang.