Dukung Kebutuhan Air Petani, Indramayu Produsen Beras Tertinggi Indonesia Peroleh PSN
Lahan pertanian yang luas serta banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian menjadikan ketersediaan air irigasi sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi di Kabupaten Indramayu.
Bahkan statusnya yang tercatat sebagai produsen beras tertinggi di indonesia sebagaimana yang dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, Kabupaten Indramayu menduduki peringkat pertama. Sehingga Kabupaten Indramayu perlu mendapatkan perhatian khusus agar produksinya berkesinambungan dan lebih meningkat.
Oleh karena itu, Bupati Indramayu Nina Agustina Da’i Bachtiar menyambut baik atas diikutsertakan Kabupaten Indramayu menjadi daerah yang memperoleh Proyek Strategis Nasional (PSN) Modernisasi Irigasi Rentang dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung (Cimancis) pada Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen-SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
Hal tersebut disampaikan oleh Bupati Indramayu dalam acara workshop yang bertajuk Sinergitas Proyek Strategis Nasional Modernisasi Irigasi Rentang yang diinisiasi BBWS Cimancis bertempat di Hotel Horison Majalengka Jawa Barat.
Sementara untuk kondisi daerah irigasinya, Berdasarkan Permen PUPR Nomor 16 tahun 2015 tentang penetapan status daerah irigasi, total luasnya adalah 108.563 hektare yang tersebar di 10 daerah irigasi kewenangan kabupaten.
Kemudian 2 daerah irigasi kewenangan provinsi dengan total luas 4.354 hektare, dan 4 daerah irigasi kewenangan pusat dengan total luasan 100.706 hektare, salah satunya adalah daerah irigasi Rentang dengan luas 66.612 hektare.
“Perhatian kita tentunya tertuju pada kondisi pertanian di Indramayu yang sangat luas dengan predikat produsen beras tertingginya. Namun sumber irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten relatif kecil, hanya 3,23 persen yang tersebar di 10 daerah irigasi tersebut,” jelasnya.
Untuk itu, ketergantungan pasokan air irigasi sangat tertuju pada pemerintah pusat melalui BBWS Cimancis. Salah satunya daerah irigasi Rentang dalam pemenuhan pasokan kebutuhan air irigasi pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu.
Terutama untuk pemenuhan irigasi pertanian di Indramayu seperti pembuatan sodetan atau saluran penghubung dari bendungan karet Pangkalan menuju bendungan karet Cilet Cipanas. Kemudian normalisasi beberapa titik sepanjang Saluran Induk Barat dan Saluran Induk Utara dari hulu ke hilir.
Selain itu, dengan adanya proyek strategis nasional ini tentunya memberikan kesempatan untuk masyarakat Indramayu dalam keterjaminan kebutuhan air irigasi khususnya dan kebutuhan lainnya secara umum.
“Dengan melihat betapa luasnya daerah pertanian di Indramayu dan peran sumbangsih Indramayu dalam menjaga ketahanan pangan nasional, maka tidak berlebihan kiranya Pemkab Indramayu dalam konsep Modernisasi Irigasi Rentang ini agar BBWS Cimancis memprioritaskan wilayah Indramayu dalam pembangunan infrastruktur pertanian secara berkelanjutan baik di daerah hulu, tengah dan hilir, agar permasalahan yang menjadi kendala dalam memaksimalkan produksi pertanian bisa diminimalisir,” harapnya.
Sementara itu Kepala BBWS Cimancis menjelaskan, modernisasi irigasi dilakukan selain di Kabupaten Indramayu juga untuk Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Cirebon. Ketiga kabupaten ini kondisi sistem irigasi Rentang sudah berusia puluhan tahun, sehingga diperlukan upaya perbaikan untuk tahun 2021 hingga 2025 demi memaksimalkan kecukupan air pertanian.
Masalah yang ditemui di lapangan, salah satunya merupakan masalah kecukupan air pertanian. Untuk menyelesaikan masalah tersebut proyek ini menelan dana hingga Rp5,5 Triliun. Tidak hanya itu, demi mengatasi ketersediaan air diperlukan perhatian terhadap kondisi saluran yang tidak boleh bocor serta diokupasi oleh penggunaan selain irigasi, sempadan kanan dan kiri dan terakhir manajemennya harus bagus dan pemakai air irigasi kelompoknya harus sesuai.