Dimulai Pertengahan Tahun 2022, Pembangunan IKN Usung Konsep Future Smart Forest City
Pemerintah melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memulai pembangunan infrastruktur Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada pertengahan tahun 2022.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan bahwa pembangunan IKN akan dilakukan secara bertahap hingga tahun 2045 mendatang dengan mengusungkan konsep Future Smart Forest City of Indonesia agar tetap memperhatikan aspek lingkungan.
Pada tahun ini hingga 2024, Kementerian PUPR akan melakukan pembangunan tahap awal dengan membangun Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) seluas 6.671 Hektare yang terbagi dalam 3 klaster, diantaranya pemerintahan inti, pemerintahan pendidikan dan pemerintahan kesehatan. Namun luas area yang nantinya akan dibangun hanya 24,5 persen atau seluas 1.633 Hektare dari luas area KIPP secara keseluruhan yang mencapai 6.671 Hektare. Sementara sisanya 75,5 persen atau seluas 5.038 Hektare akan dimanfaatkan sebagai area hijau.
Adapun infrastruktur prioritas yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR antara lain Istana Kepresidenan, Masjid Negara, perkantoran Kementerian/Lembaga, penataan Kawasan Sumbu Kebangsaan dan Tripraja, hunian ASN, jalan akses dan jalan lingkungan tahap awal, serta infrastruktur dasar permukiman seperti penyediaan air baku melalui Bendungan Sepaku Semoi dan beberapa bendungan lainnya.
Namun, pembangunan IKN ini akan diawali dengan upaya revitalisasi dan reboisasi hutan terlebih dahulu sebelum akhirnya pembangunan infrastruktur dasar KIPP dilakukan.
Menteri Basuki mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan revitalisasi hutan di Kawasan IKN diikuti dengan kegiatan nursery (pembibitan atau persemaian pohon) di lapangan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR dan Dirjen Kehutanan.
Di sisi lain, Basuki Berharap dengan adanya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU IKN) yang telah disahkan Presiden Jokowi pada 15 Februari lalu, seluruh masyarakat dapat memberikan dukungannya agar Kementerian PUPR beserta stakeholder lainnya dapat membangun IKN dengan baik sesuai dengan dengan 3 pilar visi IKN yaitu mencerminkan identitas nasional, menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta mewujudkan kota cerdas, modern, dan berstandar internasional.
Dengan mengedepankan 3 pilar visi IKN ini, Presiden Jokowi meyakini IKN Nusantara akan menjadi representasi bangsa yang unggul dengan mewujudkan smart city (kota pintar), kota modern berkelanjutan, serta memiliki standar internasional yang bisa menjadi cerminan bagi kemajuan bangsa dan contoh untuk pembangunan kota-kota lain di Indonesia.
“Pemindahan IKN bukan sekedar memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan membangun gedung-gedung pemerintahan saja, tetapi juga menjadi lompatan untuk transformasi bangsa menuju Indonesia Maju,” kata Jokowi dalam siaran pers yang dilansir dari kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu 23 Februari 2022.
Dalam siaran pers tersebut, Presiden juga mengungkapkan IKN Nusantara nantinya akan memiliki 70% area hijau, 80% transportasi publik, dan pengurangan suhu 2 derajat. Jarak tempuh dari satu tempat ke tempat lainnya di komplek IKN diprediksi hanya membutuhkan waktu 10 menit. Sehingga IKN akan menjadi kota inklusif, terbuka, dan ramah bagi seluruh kalangan masyarakat untuk hidup berdampingan.
Sebagai informasi tambahan, Kementerian PUPR telah menyusun dokumen perencanaan dari tahap makro, meso dan mikro, termasuk Detailed Engineering Design sebagai acuan pelaksanaan pembangunan fisik Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR (pu.go.id), Detailed Engineering Design tersebut terdapat konsep desain IKN yang mengacu pada 5 prinsip diantaranya sebagai berikut.
1. Smart Workplace (transformasi bekerja) yakni kota yang menjunjung tinggi kolaborasi dan keterhubungan antar semua pihak.
2. Smart Living (transformasi bermukim), yakni kota yang mengedepankan kehidupan yang kompak berkinerja tinggi, efisien dan livable sehingga mewujudkan hunian Inklusif berbasis komunitas.
3. Smart Mobility dan Transportation (transformasi mobilitas) yakni Ibukota berbasis transit, mengutamakan pergerakan cepat, efisien dan sehat bagi warga kota yang ditunjang dengan 80% transit transportasi publik, iklim kondusif untuk pejalan kaki, serta mengadaptasi Smart Transport dan Autonomous System.
4. Smart Nature Preservation (transformasi kelestarian lingkungan) yakni kota yang tetap menjaga ekosistem alam dan hidup bersinergi dengan alam, misalnya meningkatkan kekayaan dan keberagaman flora dan fauna dan mengembangkan botanical garden dan International Center for Tropical Forestry.
5. Smart Transformation of Nation and Culture (Transformasi Berbangsa dan Berbudaya) yakni kota dengan mengedepankan kehidupan berbangsa dan berbudaya melalui ruang-ruang simbolis bersama untuk merayakan kesatuan dan kebhinnekaan nusantara.